Riau.WahanaNews.co, Pangkalan Kerinci - Masyarakat Kecamatan Bandar Petalangan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, sekira 70 persen adalah pekebun sawit swadaya.
Sudah sekian lama, penghasilan para pekebun minim karena panen jauh dari harapan lantaran kesuburan lahan rendah. Hal ini, musabab kurang pemupukan imbas harga pupuk kimia mahal.
Baca Juga:
Sukses Tingkatkan Produksi Sawit, Puskud Riau Gandeng Benteng Tani Pasok Pupuk Organik
Disebutkan Camat Bandar Petalangan, Ramli, bagi masyarakat yang berkebun sawit swadaya ini, rendah kemampuan ekonomi dan kesadaran untuk memupuk sawit mareka.
“Diantara alasan masyarakat tani sawit lantaran harga pupuk mahal,” ucap Ramli, kepada Riau.WahanaNews.co, Di Kantor Camat Bandar Petalangan, Jalan Rawang Empat, Kecamatan Bandar Petalangan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Rabu (4/10/2023).
Tutur, Ramli, Pemerintah Pelalawan sudah memberikan perhatian perihal kurang kesuburan lahan dengan program pembagian pupuk gratis kepada para pekebun sawit ini. Hal ini, untuk menstimulasi masyarakat sawit swadaya ini untuk dapat membandingkan antara sawit yang dipupuk dengan tidak dipupuk. Namun hal ini, masih belum berhasil.
Baca Juga:
DPR Minta Pemerintah Perbanyak Kios Pupuk Nonsubsidi
“Ini tanaman yang tidak dipupuk dan ini tanaman yang beri pupuk. Kemudian diberikan pupuk oleh pemerintah kabupaten, melihat hasilnya. Kan nampak, jadi dengan anaya itu terpancing masyarakat untuk memupuk,” imbuh Ramli.
Permasalahan utama, hingga sekarang belum terpecahkan adalah mahal harga pupuk untuk kemampuan pekebun. Rendah kualitas dan kuantitas panenan, tentu sebabkan penghasilan uang dari penjualan hasil panen sedikit, yang tidak berimbang dengan biaya produksi.
Bilang Ramli, lahan perkebunan di Bandar Petalangan, sekira 7 ribuan hektare dimiliki oleh masyarakat kebun sawit swadaya. Mareka ini, miliki perkebunan dengan luasan bervariasi, antara setengah hingga 20 hektare.
Lanjut Ramli, laih pihak, di Bandar Petalangan ini, hanya ada satu perusahaan perkebunan sawit swasta, yang menguasai luas hak guna usaha (HGU) luas sekira 12. 274 hektare, yaitu PT Serikat Putra, berinduk PT Salim Ivomas Pratama, dan Salim Group.
Tim edukasi dan demplot Benteng Tani, berfoto bersama Camat Bandar Petalangan, Ramli, Rabu (4/10/2023). [WahanaNews.co / Hendrik Isnaini Raseukiy].
Dalil Ramli, dengan masyarakat sawit swadaya di wilayah kerjanya tidak mampu membeli pupuk kimia, ia sependapat jika pengalihan kepada konsumsi pupuk organik yang diproduksi pabrik yang berkualitas baik dan massal memenuhi kebutuhan pekebun.
“Yang harus kita perhatikan adalah harga yang terjangkau yang masuk dalam hitung-hitungan pembiayaan produksi sawit. Sehingga petani masih memperoleh keuntungan,” bilang Ramli.
Tutur Ramli, penggunaan pupuk organik ramah lingkungan dibandingkan pupuk kimia. Karena alasan ini, ia menyambut baik saat ada kedatangan tim demonstrasi plot (demplot) Benteng Tani kunjungan kerja edukatif perihal pupuk organik ramah lingkungan. Apalagi, pupuk organik telah dikembangkan berdasarkan ilmu pengetahuan dan riset akademik dan empirik.
“Kami sambut baik ada kedatangan tim edukasi pupuk organik ramah lingkungan dari Pak Elman Simangunsing, dari Benteng Tani. Semoga masyarakat sawit swadaya kami peroleh manfaat dan mendapatkan pupuk yang berkualitas dengan harga terjangkau. Hasil panen petani ada penghasilan juga,” ucap Ramli.
Sekarang, sudah ada 15 koperasi unit desa (KUD) yang disupervisi pemerintah yang didirikan masyarakat. “Pemimpin di Kabupaten Pelalawan sangat mendukung usaha pertanian sawit masyarakat. Menjadi target kita adalah kesejahteraan masyarakat, sehingga masyarakat tidur menjadi nyenyak, makannya enak, dan hidupnya tidak ada kendala. Itu sudah sempurna sekali bagi hidup mareka,” tegas Ramli.
Pascapanen, pekebun menjual panen sawit kepada pabrik kelapa sawit (PKS) terdekat. Sedangkan, jika hasil sedikit, maka dijual ke tengkulak,
“Jika banyak, misalkan ada satu truk maka dijual ke PKS. Harga rerata harga sawit 2000 per kilogram. Perkebunan sawit di Bandar Petalangan adalah lahan mineral, bukan lahan gambut,” ungkap Ramli.
Ingat Ramli, ia mengajak satu-satunya perusahaan perkebunan sawit di Bandar Petalangan, PT Serikat Putra ikut memperhatikan masyarakat sawit swadaya. Selama ini, diakui Camat Bandar Petalangan, Ramli belum ada kolaborasi.
[Redaktur: Hendrik Isnaini Raseukiy]