Adapun Kepala Seksi Mitigasi Emisi Gas Rumah Kaca Dinas Perkebunan Kalimantan Timur, Fauzi mengakui, besarnya biaya investasi awal masih membuat pabrik kelapa sawit enggan memanfaatkan limbahnya.
Kendati demikian, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur disebut terus mendorong pabrik untuk mengolah limbah itu.
Baca Juga:
Diduga Beda Agama Anak SD Tewas Dipukuli Kakak Kelas di Riau, Ken Setiawan: Bahaya Doktrin Kafir
Selain pelatihan, pengalaman baik dari pabrik yang mengolah POME sudah disampaikan ke pabrik-pabrik lain.
"Perusahaan yang sudah miliki (pembangkit listrik tenaga gas berbahan POME), BEP (break even point atau balik modal) dalam empat sampai lima tahun," pungkas Fauzi.
[Redaktur: Mega Puspita]