“Pesan kami ke Pak Didid, Pertama, Bapak harus tetap berada di tengah supaya kami selamat,” pesan Gulat.
Dia menjelaskan, keberadaan bursa diharapkan banyak yang terlibat dalam jual beli, tidak hanya pelaku usaha melainkan juga petani sawit.
Baca Juga:
Yuk Hitung Dampak Sentimen Bursa CPO Terhadap Kinerja Emiten CPO
“Kedua, ketika ada bursa ini kami petani bisa beli CPO dari bursa untuk pabrik minyak makan merah yang sudah berdiri di Sumut dan selanjutnya provinsi lain. Selain itu urusan migor rakyat akan secara berangsur diurus oleh pabrik mini minyak goreng skala UMKM dan koperasi. Jadi banyak efek multiganda. Tolong kita sama-sama untunglah, Bapak di hilir, kami di hulu supaya kami bisa sejahtera dan bapak yang di hilir juga maju,” ungkap Gulat.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bappebti, Didid Noordiatmoko mengatakan bursa CPO yangdirilis Jumat (13/10/2023) akan memastikan harga yang terbentuk bisa kredibel. Sebab, di sana nantinya pembeli dan penjual punya hak yang sama. Dia menargetkan akan terbentuk harga yang kredibel di bursa CPO paling tidak 6 bulan kedepan.
“Sejak dini kami akan mendiskusikan dengan Kementerian Pertanian agar harga TBS bisa mengacu pada referensi harga yang terdapat di bursa sawit, bukan di KPBN lagi dan semua ini akan kami kembalikan ke Kementan tentunya dan urusan Revisi Permentan 01/2018 akan menjadi hal yang penting tentunya,” pungkasnya.
Baca Juga:
Emiten PBSA Dicecar BEI Diduga Jual Perusahaan Limbah Sawit ke Shell
[Redaktur: Mega Puspita]