Riau.WahanaNews.co - Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko mengungkapkan kelanjutan kerja sama Bursa Crude Palm Oil (Bursa CPO) Indonesia dengan Malaysia. Ia berujar tujuan dari kolaborasi ini untuk melawan diskriminasi sawit oleh Uni Eropa (EU) lewat aturan Undang-undang Anti Deforestasi.
"Kita kan sama di-banned (ditolak) oleh Uni Eropa. Jadi kita kerja sama supaya menggugat Uni Eropa supaya CPO kita bisa dijual di sana," ujar Didid, dikutip (20/10/2023).
Baca Juga:
Yuk Hitung Dampak Sentimen Bursa CPO Terhadap Kinerja Emiten CPO
Dia mengatakan, Malaysia dan Indonesia sudah sepakat bekerja sama. Namun hingga saat ini kedua negara masih mencari sisi mana yang bisa dikolaborasikan. Didit menegaskan Bursa CPO Indonesia tidak bersaing dengan Bursa CPO Malaysia, melainkan akan saling bekerja sama.
Sebelumnya, Didid mengatakan Bappebti telah menemui bursa CPO di Malaysia, yakni MDEX pada Mei 2023 lalu. Meski merupakan produsen CPO terbesar di dunia, dia menegaskan bursa sawit Indonesia tak bisa bersaing dengan Malaysia. Sebab, MDEX telah memiliki pengalaman yang panjang di bidang ini selama 20 tahun.
Dalam pertemuan itu, kedua pihak membahas bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan untuk mendorong peluncuran Bursa CPO di Tanah Air. Menurutnya, MDEX pun menyambut positif rencana kerja sama ini.
Baca Juga:
Ternyata, Ini Manfaat Bursa CPO bagi Petani Sawit
Kerja sama yang akan dilakukan, misalnya pembagian sasaran target pasar. Bila MDEX berfokus pada pasar dalam negeri, kemungkinan Bursa CPO Indonesia akan menyasar pasar ekspor.
"Kami enggak mungkin saingan dengan MDEX. Mati kita kalau saingan, pasti kita kalah. Jadi kami akan kolaborasi," kata Didit saat ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat pada Ahad, 30 Juli 2023.
[Redaktur: Mega Puspita]