Dalam rangka mendukung langkah Pemerintah Indonesia yang telah mengumumkan target Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC) pada tahun 2030 dan Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menilai, kolaborasi dan kemitraan sangat penting untuk memajukan transisi energi di Indonesia.
"Kolaborasi sangat penting untuk mempercepat transisi energi di Indonesia. Kemitraan ini tentu saja sejalan dengan tujuan PLN untuk meningkatkan bauran energi terbarukan dalam rangka mewujudkan Net Zero Emissions," kata Darmawan.
Baca Juga:
Jaga Pilkada Serentak, PLN UID Jabar Siagakan Lebih dari Empat Ribu Personil
Sementara, Direktur USTDA, Enoh T. Ebong menyampaikan, kolaborasi pengembangan EBT dengan PLN ini sejalan dengan visi global USTDA dalam mendorong pertumbuhan keberlanjutan di negara berkembang.
Pihaknya pun melihat, transformasi penggunaan EBT akan berimplikasi terhadap mitigasi krisis iklim, khususnya lewat penyediaan akses kelistrikan yang dapat diandalkan.
”Kemitraan kami dengan PLN menunjukkan komitmen Amerika Serikat untuk mendukung transisi energi Indonesia dan ambisi pembangunan ekonomi jangka panjang bagi Indonesia. Dengan menawarkan sumber daya teknis dan teknologi yang tersedia, kami melihat peluang besar untuk memperluas akses energi ramah lingkungan di seluruh Indonesia,” kata Enoh T. Ebong.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Disisi lain, The Charge d’Affaires ad interim U.S. Embassy Indonesia, Michael F. Kleine menambahkan, bantuan dana USTDA sejalan dengan hasil pertemuan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden tahun lalu terkait upaya meningkatkan hubungan bilateral antar kedua Negara.
”Oleh karena itu, kami di Kedutaan Besar AS sangat bersemangat dengan proyek ini, melalui kolaborasi inovasi dan perdagangan, dengan tujuan yang sama. Kita akan mencapai tujuan yang kita inginkan dan sekali lagi menjadikan tahun ini bukan hanya tahun kemakmuran, tetapi juga energi bersih,” pungkas Michael.
[Redaktur: Mega Puspita]