Selama ini memang banyak pengusaha CPO yang melakukan ekspor secara ilegal kemudian tidak membayar pajak dan merugikan negara. Dengan adanya bursa CPO, maka transaksi ilegal komoditas ekspor seperti minyak sawit mentah bakal ketahuan.
"Jadi kehadiran bursa CPO untuk mengamankan pajak," kata Ibrahim.
Baca Juga:
Yuk Hitung Dampak Sentimen Bursa CPO Terhadap Kinerja Emiten CPO
Oleh karena itu, menurut Ibrahim, Bursa CPO Indonesia bukan untuk menjadi tandingan Bursa CPO negara lainnya meski memiliki cadangan sawit besar. Bursa CPO Indonesia juga dinilai sulit untuk bisa menjadi harga referensi dunia yang mungkin baru bisa terbentuk dalam 10 hingga 15 tahun.
Ibrahim menjelaskan, tantangan bagi Indonesia untuk menjadi referensi acuan harga CPO dunia ialah selisih waktu yang singkat apabila Indonesia masuk ke dalam transaksi multilateral Malaysia. Kasus ini berbeda antara Bursa Malaysia dan Bursa Belanda yang memiliki jarak waktu lebih lama agar perdagangan bisa terus berlangsung.
Sebelumnya, Sekretaris Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Olvy Andrianita telah mengkonfirmasi bahwa peluncuran bursa CPO akan dilangsungkan pekan ini. Peluncuran tersebut rencananya juga bakal disertai pelatihan bertransaksi di bursa.
Baca Juga:
Ternyata, Ini Manfaat Bursa CPO bagi Petani Sawit
"Betul, launching (peluncuran) Bursa CPO akan dilakukan pada 13 Oktober 2023," ungkap Olvy.
Olvy bilang, Bapppebti dan Kemendag terus mendorong agar pelaku usaha CPO dapat bertransaksi di Bursa Berjangka Indonesia. Meskipun Bappebti tidak mengharuskan perusahaan masuk bursa CPO alias bersifat voluntary sesuai ketentuan Perba No 7 Tahun 2023.
[Redaktur: Mega Puspita]