Wahyudin, selaku Ketua RW 03, juga menyampaikan keluhan yang sama. Pembangunan tembok pagar yang memakan badan jalan membuat warga resah. "Bisa bapak lihat sendiri bangunan temboknya di atas jalan," ujar Wahyudin.
Selain tembok pagar memakan badan jalan, Wahyudin mengaku warganya juga mengeluhkan soal bau limbah dari rumah sakit tiga lantai itu.
Baca Juga:
Dibekuk Intel TNI, Pak Tua Penghuni Gubuk Ternyata Koruptor Kakap Rp 1,3 Triliun
"Rupanya sudah banyak mengeluhkan limbah (rumah sakit) itu bau sekali. Tapi, itu dulu. Setelah dibangun tembok pagar, tak ada lagi bau limbah," tambah Wahyudin.
Mediasi tanpa hasil
Wakil Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Tanjung Berulak, Merizon Basri, yang ikut melakukan protes ke rumah sakit mengatakan, pembangunan tembok itu sudah menjadi keresahan masyarakat setempat.
Baca Juga:
Kampar Punya Pabrik Pupuk Berbahan Baku Batubara Pertama di Dunia
Menurutnya, aksi protes yang dilakukan adalah buntut tidak adanya penyelesaian masalah pembangunan tembok pagar yang memakan badan jalan itu. Padahal, kata Merizon, sebelum tembok itu dibangun, warga sudah menggelar pertemuan dengan pihak rumah sakit, tetapi akhirnya tembok tetap saja dibangun.
"Sebelumnya sudah dilakukan mediasi oleh pihak Camat, Kapolsek, tapi tak ada hasil. Tuntutan warga cuma satu, yaitu tembok pagar yang dibangun rumah sakit harus digeser 50 sentimeter. Karena bangunan tembok yang sekarang ini mengganggu aktivitas masyarakat," kata Merizon.
Selain itu, dirinya juga menyinggung soal penambahan bangunan rumah sakit, yang berada tepi jalan lintas Sumatera tersebut. Menurut Merizon, bangunan itu didirikan tidak sesuai dengan aturan. Buktinya bangunan terbengkalai itu telah disegel oleh pihak Satpol PP.