Riau.WahanaNews.co - Lahan pertanian di Indonesia semakin berkurang dalam beberapa tahun terakhir. Padahal saat ini tengah terjadi fenomena El Nino. Imbasnya, harga beras pun kian melonjak.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan, permasalahan harga beras naik terletak pada kesulitan penggilingan dalam mendapatkan gabah kering panen (GKP).
Baca Juga:
GAPKI Desak Pembentukan Badan Sawit Nasional di Bawah Pemerintahan Prabowo
"Challenge-nya hari ini, saudara kita penggiling padi tidak dapat GKP dengan cukup dan harga pastinya akan naik," kata Arief, dikutip Minggu (15/10/2023).
Adapun berdasarkan Buku Statistik 2021, luas lahan pertanian mencapai 37,4 juta hektare pada 2015, lalu turun ke 36,7 juta hektare pada 2016.
Lahan pertanian sempat naik ke 37,28 juta hektare pada 2017 kemudian turun ke 34,8 juta hektar pada 2018. Pada 2019, luas lahan pertanian mencapai 36,8 juta hektare.
Baca Juga:
Harga CPO Naik Signifikan, Dorong Pertumbuhan Ekspor Indonesia
Sementara itu, lahan pertanian kerap beralih fungsi menjadi kawasan industri dan perumahan. Peralihan fungsi lahan pertanian menjadi permukiman berdampak pada sejumlah aspek, seperti turunnya produksi pertanian, investasi di bidang pengairan menjadi tidak optimal, dan berkurangnya ekosistem sawah.
Pada 2021 lalu, mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo bahkan mencatat ada 150 ribu hektare lahan pertanian yang sudah beralih fungsi menjadi nonpertanian. Padahal, lahan yang tersulap baru 30 ribu hektare pada 1990.
Sebelumnya pada 2019, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy mengatakan Indonesia telah kehilangan 650 ribu hektare lahan sawah.