Selain persoalan luasan lahan, sejumlah petani juga mengeluhkan distribusi bantuan program oplah yang dinilai belum merata. Beberapa petani mengaku menerima bantuan yang tidak sesuai dengan kebutuhan luas lahan yang digarap, bahkan ada yang tidak memperoleh bantuan tertentu.
Bahar (40), salah satu petani padi oplah dengan lahan sekitar 1 Ha, mengatakan dirinya hanya menerima benih padi sebanyak 10 kilogram dan racun hama setengah kaleng, tanpa bantuan olah lahan.
Baca Juga:
Polres Rohil Gelar Apel 3 Pilar Operasi Lilin 2025, Pastikan Keamanan Natal dan Tahun Baru
“Saya hanya dapat benih 10 kilo, racun hama setengah kaleng. Olah lahan atau penjetoran tidak ada,” ujarnya.
Sementara itu, petani lain bernama Zurmanto (55) menyebut dirinya memperoleh bantuan olah lahan atau penjetoran, namun jumlah benih padi dan racun hama yang diterima sama, yakni 10 kilogram benih dan setengah kaleng racun hama.
Keluhan serupa disampaikan sejumlah petani lainnya yang berharap penyaluran bantuan program oplah dilakukan secara adil, transparan, dan sesuai dengan ketentuan.
Baca Juga:
Ratusan Petani Padi Oplah di Kubu-Kuba Diduga Tak Terima Bantuan, LSM Desak Aparat Turun Tangan
Masyarakat petani padi oplah di Kelurahan Teluk Merbau juga berharap adanya pengawasan yang lebih intensif terhadap pelaksanaan program nasional tersebut, baik kepada pengurus Gapoktan maupun pihak penyuluh pertanian, agar tujuan peningkatan produksi pertanian benar-benar dirasakan oleh petani.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Gapoktan Cahaya Abadi maupun instansi terkait masih diupayakan untuk dimintai klarifikasi guna memperoleh penjelasan lebih lanjut terkait luasan lahan oplah dan mekanisme penyaluran bantuan.
[Redaktur: Adi Riswanto]