Riau.WahanaNews.co - Gubernur Riau, Edy Natar Nasution meminta kepala sekolah menerapkan pembelajaran secara daring di 21 sekolah yang terdampak banjir agar proses belajar mengajar anak didik tidak terganggu.
"Aktivitas belajar mengajar harus tetap berjalan kendati siswa tidak bisa hadir di kelas agar pelajaran mereka tidak tertinggal," kata Gubernur Riau Edy Natar Nasution dalam keterangannya di Pekanbaru, dikutip Rabu (10/1/2024).
Baca Juga:
Sempat Buron 19 Tahun dan Ganti Nama, Nader Thaher Akhirnya Ditangkap
Menurut Gubernur Riau Edy, belajar daring pasti mudah digelar apalagi beberapa tahun terakhir pembelajaran dengan metode online learning atau e-learning sudah digunakan oleh berbagai kalangan termasuk di Riau.
Pembelajaran online, kata Edy, dapat menjadi alternatif untuk proses belajar yang lebih fleksibel dan praktis serta disukai oleh generasi pelajar kini.
"Saat daring, guru dan pelajar cenderung lebih atraktif sehingga meningkatkan minat belajar dan ini mudah dilaksanakan," kata Edy lagi.
Baca Juga:
DLHK Pekanbaru Klaim Pengangkutan Sampah Membaik
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Tengku Fauzan Tambusai mengatakan sebanyak 21 satuan pendidikan atau sekolah yang terdampak banjir dengan kategori terendam dan bahkan ada juga akses jalan menuju sekolah yang tertutup sehingga tidak bisa dilalui.
Adapun diketahui, 1.400 orang atau lebih dari 100 kepala keluarga terdampak banjir di Pekanbaru, Provinsi Riau, akibat luapan Sungai Siak sejak hujan dengan intensitas tinggi melanda daerah setempat dua pekan terakhir ini.
"Kami sudah mengantisipasi dengan mendirikan posko-posko di lokasi banjir tersebut. Ada sekitar 1.400 jiwa atau lebih 100 kepala keluarga (KK) terdampak banjir," kata Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution, di Pekanbaru, Selasa (9/1/2024) kemarin.
Banjir tersebut di antaranya di Perkampungan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai, Perumahan Jatayu, Kecamatan Marpoyan Damai serta permukiman di Palas, Kecamatan Payung Sekaki. Selain itu juga terjadi banjir di Kecamatan Rumbai Pesisir, Tenayan Raya, dan Bukit Raya.
Akan tetapi lanjut Sekda dari jumlah warga terdampak banjir yang mengungsi tidak sampai 50 KK, karena sebagian warga memilih tetap bertahan di rumahnya masing-masing.
Pemkot Pekanbaru sendiri telah mengirimkan suplai makanan siap saji dan nasi bungkus kepada pengungsi banjir.
"Kami juga mengirimkan dokter ke tempat pengungsian. Kami juga tetap mengantisipasi banjir dengan menyiagakan peralatan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," jelas Indra Pomi.
Pemkot Pekanbaru pun menetapkan status darurat banjir sejak akhir tahun lalu hingga 31 Januari 2024. Sementara prediksi cuaca dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Pekanbaru musim hujan diperkirakan terjadi hingga akhir Januari 2024.
[Redaktur: Mega Puspita]