"Kali ini secara klimatologi sama tapi secara dampak lebih terkendali seperti itu, dan [dampak El Nino] masih berlangsung kurang lebihnya hingga akhir Oktober."
"Dan insyaallah untuk wilayah Indonesia bagian khatulistiwa ke selatan November sudah mulai hujan secara berangsur-angsur. Tetapi wilayah Indonesia bagian khatulistiwa ke utara itu sudah mulai turun hujan di beberapa wilayah," imbuh dia.
Baca Juga:
Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis: Wilayah RI Terdampak hingga Agustus 2024
Masalahnya, Dwikorita mengatakan berbagai data lembaga meteorologi menunjukkan tren kenaikan suhu global.
"Suhu ini sudah meningkat naik sampai hari ini sudah mencapai hampir 1,2 derajat Celsius dan peningkatannya semakin curam setelah tahun 1970," ucapnya.
Berdasarkan Kesepakatan Paris (Paris Agreement), negara-negara wajib membatasi peningkatan panas 1,5 derajat Celsius. Menurut lembaga iklim Uni Eropa Copernicus, batas ini "mungkin terasa masih jauh dari kenyataan, tapi ini kemungkinan lebih dekat dari yang Anda pikir."
Baca Juga:
BMKG Imbau Wilayah di Jawa Tengah Waspadai Kekeringan Saat Puncak Musim Kemarau
Para pakar memprediksi batas suhu ini terlampaui antara tahun 2030 hingga awal 2050. Rekor tertinggi sempat terjadi pada Desember 2021 dengan suhu global pada posisi 1,21 derajat C.
"Jika tren pemanasan selama 30 tahun terus menanjak dan berlanjut, pemanasan global bisa mencapai 1,5 derajat C pada November 2033."
Senada, BMKG mengungkap potensi kekeringan "masih akan berlanjut karena dari perhitungan kami rata-rata 10 tahun itu kenaikan [suhu]-nya 0,3 derajat Celsius."