"Pengembangan hidrogen merupakan salah saturoadmap yang dimiliki PLN untuk mencapai target NDC atau national determined contributiondi 2030 dan net zero emission di 2060," tuturnya.
NDC merupakan komitmen dan upaya suatu negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Edwin menambahkan bahwa rencananya pada 2023 sampai 2030 akan dilaksanakan pengembangan energi hidrogen dan amonia sebagai turunan dari hidrogen pada pembangkit listrik sebagai bahan bakar pengganti energi fosil.
"Tentu, ini akan banyak memberikan banyak manfaat, karena zero carbon dan penghematan biayanya sangat tinggi. Jadi, inilah yang terjadi jika kita menggunakan hidrogen," lanjutnya.
Edwin menambahkan PLN Indonesia Power telah totalitas dalam mengembangkan energi hidrogen di tanah air, dengan menyediakan infrastruktur hidrogen dari hulu hingga hilir.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Di sisi hulu, PLN Indonesia Power telah menjadikan PLTP Kamojang resmi menjadi penghasil hidrogen hijau (green hydrogen) berbasis panas bumi pertama di Asia Tenggara.
Selain itu, PLN Indonesia Power juga akan mengembangkan PLTP lain sebagai produsen hidrogen, yaitu PLTP Gunung Salak, Ulubelu, Darajat, Lahendong, dan Ulumbu.
Menurut Edwin, hidrogen menjadi salah satu energi bersih yang akan mendukung pelaksanaan transisi energi dan pencapaian NZE pada 2060, sebab itu PLN Indonesia Power berkomitmen terus melakukan pengembangannya.