Perkiraan yang mendukung produksi dan ekspor minyak sawit Malaysia pada 1-5 September tidak dapat mendukung kontrak tersebut karena tekanan kerugian pada minyak saingannya, kata para analis.
"Palm futures telah mengalami likuidasi besar-besaran pada minggu ini karena dinamika perdagangan dicengkeram oleh kerugian pada minyak nabati," kata Sathia Varqa, analis senior di Fastmarkets Palm Oil Analytics.
Baca Juga:
Kemendag Optimis Bursa CPO Akan Jadi Acuan Harga Kelapa Sawit Global di Kuartal I/2024
Panen kedelai Argentina pada tahun 2023/24 diperkirakan mencapai 50 juta metrik ton, tertinggi dalam lima tahun terakhir, karena fenomena cuaca El Nino diperkirakan akan membawa hujan ke wilayah tersebut.
Kontrak minyak kedelai teraktif Dalian DBYcv1 turun 1,34%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPcv1 turun 1,15%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOc2 turun 0,55%.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait saat mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
Baca Juga:
Pemprov Kaltim Beri Kesempatan UMKM Bangun Pengolahan Minyak Sawit Skala Kecil
[Redaktur: Mega Puspita]