RIAU.WAHANANEWS.CO.Rokan Hulu Alih-alih menghadirkan fasilitas pendidikan yang layak, penggunaan dana hingga ratusan juta rupiah yang bersumber dari dana BOS untuk pemeliharaan sarana dan prasarana (sarpras) SD Swasta Kita Yadika di Mahato, Kabupaten Rokan Hulu, Riau justru menimbulkan tanda tanya besar. Pantauan langsung awak media RIAU.WAHANANEWS.CO menunjukkan kondisi yang jauh dari standar layak: kaca jendela pecah, atap bocor, daun pintu tambal-sulam, hingga sanitasi yang tidak memadai, Jumat (21/11/2025).
Padahal, sekolah ini menerima dana BOS yang tidak sedikit.
Baca Juga:
Sidang Riki Damanik Penuh Kejanggalan, Tiga Saksi Mengaku Tak Pernah Diperiksa Penyidik
Tahun 2023: 1.109 siswa, penyerapan BOS Rp1.042.151.600
Tahun 2024: 1.057 siswa, penyerapan BOS Rp993.435.800
Baca Juga:
Saksi Belum Diperiksa Tapi Ada BAP, Integritas Penyidik Dipertanyakan
Belum lagi pungutan SPP Rp95 ribu per siswa per bulan. Dengan total dana yang mencapai miliaran rupiah setiap tahun, kondisi gedung yang memprihatinkan jelas tidak sebanding.
Kepala Sekolah, Madinah Sitohang, sebelumnya berjanji akan memberikan klarifikasi pada Jumat (21/11/2025).
"Besoklah bapak ke sekolah. Besok saya ada di sekolah mulai pagi sampai jam 12," ujarnya.
Namun janji tinggal janji. Keesokan harinya, melalui bendahara sekolah, diketahui Kepsek justru berangkat ke Medan dengan alasan rapat, sehingga kembali gagal memberikan penjelasan publik.
Saat dikonfirmasi, bendahara dana BOS awalnya menyebut bahwa penggunaan dana pada pos Pemeliharaan Sarana dan Prasarana tahun 2024 hanya untuk pengecatan. Namun setelah dipertegas, barulah ia menyebutkan tambahan pembelian AC dan mobiler perpustakaan.
Bendahara juga menyampaikan bahwa dana pengecatan berkisar Rp40 juta, meski kembali menegaskan bahwa nilai pastinya ada pada Kepala Sekolah.
"Dalam pos Pemeliharaan Sarana dan Prasarana pihak sekolah melakukan pengecatan gedung SD 1,2 dan 3. Untuk nominal nya saya kurang hapal pak, saya harus buka data. Seharusnya ibuk kepala sekolah yang menjelaskan terkait berapa besaran nominal nya. Kalau tidak salah dana nya sekitar Rp40 juta,"kilahnya, Sabtu (22/11/2025).
Padahal, berdasarkan data resmi, pos pemeliharaan sarana dan prasarana tahun 2024 mencapai Rp227 juta. Fakta di lapangan menunjukkan pekerjaan pengecatan tidak tuntas dan hanya dilakukan pada gedung utama.
Melihat banyaknya kejanggalan mulai dari Infrastruktur buruk meski anggaran besar, Ketidakhadiran Kepala Sekolah untuk memberikan klarifikasi, serta pekerjaan fisik yang tidak sebanding dengan realisasi anggaran, Inspektorat Rokan Hulu Dinilai Lalai dan patut dipertanyakan komitmennya dalam mengawasi penggunaan dana BOS.
Dengan temuan lapangan yang begitu mencolok, publik layak mendapatkan kepastian: apakah pengawasan selama ini hanya di atas kertas?
Lembaga pengawas seharusnya tidak menutup mata, terlebih ketika menyangkut dana pendidikan yang berdampak langsung pada hak anak mendapatkan lingkungan belajar yang layak dan aman.
Melihat situasi ini, awak media dan masyarakat meminta Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu segera melakukan audit ulang terhadap penyerapan dana BOS tahun 2024 di SD Swasta Kita Yadika.
Audit yang transparan bukan hanya penting untuk menjawab berbagai kejanggalan, tetapi juga untuk memastikan bahwa dana pendidikan tidak jatuh ke tangan yang salah.
Anak-anak di Mahato berhak atas fasilitas yang layak, bukan ruang perpustakaan yang tampak kumuh dan berserakan bak kandang kambing.
[Redaktur: Adi Riswanto]