Kenaikan harga minyak mentah juga mendukung harga minyak nabati karena penguatan minyak mentah menjadikan minyak sawit sebagai pilihan yang lebih menarik untuk bahan baku biodiesel.
Dari dalam negeri, sebagaimana diketahui jelang akhir pekan lalu Indonesia meluncurkan bursa berjangka minyak sawit mentah (CPO) pada hari Jumat, namun tidak mewajibkan ekspor melalui bursa tersebut.
Baca Juga:
Harga CPO Turun Terdampak Upaya Diplomatik Israel-Hamas
Mengantisipasi bahwa Jakarta akan mewajibkan ekspor, penjual Indonesia bergegas membersihkan persediaan. Namun, dengan skenario saat ini, kecil kemungkinannya penjualan akan menjadi agresif, sehingga dapat memberikan dukungan terhadap harga.
Melansir CNBC Indonesia, pasar telah memperhitungkan faktor-faktor seperti peningkatan cadangan minyak sawit dan pasokan yang melimpah di India dan tidak ada berita bearish baru yang akan menjaga pasar tetap berada di bawah tekanan, kata broker yang berbasis di Kuala Lumpur.
Stok minyak sawit Malaysia pada akhir September naik 9,6% mencapai level tertinggi dalam 11 bulan sebesar 2,31 juta ton, data dari Dewan Minyak Sawit Malaysia menunjukkan pada hari Selasa.
Baca Juga:
Luhut Sebut 7,5 Juta Hektare Sawit Indonesia Tak Lunasi Pajak
Impor minyak sawit India yang merupakan pembeli terbesar pada bulan September turun 26% bulan ke bulan menjadi 834.797 metrik ton, terendah dalam tiga bulan, sebuah badan perdagangan mengatakan pada hari Jumat.
Membanjirnya minyak bunga matahari murah dari Rusia dan Ukraina memberikan tekanan pada harga minyak sawit karena kedua produsen utama tersebut memanfaatkan depresiasi mata uang untuk meraih pangsa pasar minyak nabati yang lebih besar.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]