RIAU.WAHANANEWS.CO, Indragiri Hulu-
Kegiatan revitalisasi SMP Negeri 2 Lubuk Batu Jaya yang berlokasi di Desa Air Putih, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, menuai sorotan dari sejumlah pihak. Pasalnya, proyek dengan nilai anggaran mencapai sekitar Rp4 miliar tersebut dinilai tidak sebanding dengan hasil pekerjaan yang terlihat di lapangan.
Baca Juga:
Tenggat Habis, Dinas Pendidikan Perpanjang Waktu Pengerjaan RKB SDN 009 Petalongan hingga Akhir Desember
Sorotan pertama datang dari Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Kabupaten Indragiri Hulu yang menilai perlu adanya transparansi lebih lanjut terkait pelaksanaan kegiatan revitalisasi sekolah tersebut, khususnya pada penggunaan anggaran dan hasil pekerjaan fisik.
Saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler, Kepala SMP Negeri 2 Lubuk Batu Jaya, Raminis, menjelaskan bahwa seluruh kegiatan revitalisasi telah dilaksanakan sesuai ketentuan dan petunjuk dari Kementerian Pendidikan, serta berada di bawah pendampingan konsultan perencana dan konsultan pengawas.
“Kami saat ini sedang mempersiapkan proses serah terima pekerjaan dari Dinas Pendidikan Kabupaten bersama pihak kementerian. Kegiatan revitalisasi ini dilaksanakan berdasarkan ketentuan dari kementerian dan seluruh RAB ditentukan oleh konsultan perencana. Pihak sekolah hanya sebatas melaksanakan,” ujar Raminis, Selasa (23/12/2025).
Baca Juga:
Diduga Molor, Renovasi Tiga Pustu di Inhu Terancam Mangkrak, Dinkes Disorot Lemah Pengawasan
Raminis merinci bahwa kegiatan revitalisasi tersebut terbagi dalam tiga kategori utama, yakni rehabilitasi ruang kelas, pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB), serta pengadaan mobiler.
“Untuk rehabilitasi ada 14 ruang kelas. Bangunan baru ada lima unit, yaitu WC, ruang administrasi, laboratorium informatika, dan ruang UKS. Sementara untuk mobiler, masing-masing sebanyak 20 set meja dan kursi,” jelasnya.
Meski demikian, kondisi di lapangan dinilai tidak sepenuhnya mencerminkan besarnya anggaran yang telah dikucurkan. Hal inilah yang memicu dugaan adanya ketidaksesuaian antara nilai proyek dan realisasi pekerjaan.
Ketua Lembaga Aliansi Indonesia (LAI) Kabupaten Indragiri Hulu, Rudi Walker Purba, secara terbuka menyampaikan dugaan adanya praktik mark-up dalam kegiatan revitalisasi tersebut, baik pada pekerjaan fisik maupun pengadaan mobiler.
“Dengan anggaran mencapai Rp4 miliar, kami menduga adanya mark-up, baik dari sisi penggunaan material bangunan maupun pengadaan mobiler. Kami berharap pihak-pihak terkait, termasuk instansi pengawas, dapat lebih jeli dan teliti dalam melakukan pemeriksaan terhadap kegiatan ini,” tegas Rudi.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Indragiri Hulu maupun instansi pengawas terkait belum memberikan keterangan resmi. Media ini akan terus berupaya melakukan konfirmasi lanjutan guna menghadirkan informasi yang berimbang dan akurat kepada publik.
[Redaktur: Adi Riswanto]