Meski demikian, Asep mengakui bahwa masih terdapat tantangan yang harus dihadapi. Pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami kontraksi 7,41 persen pada triwulan ini, sementara sektor pertambangan tertekan dengan penurunan produksi minyak mentah dan batubara sebesar 0,10 persen.
“Kondisi ini menjadi pengingat bahwa diversifikasi ekonomi mutlak diperlukan agar Riau tidak terlalu bergantung pada komoditas tertentu,” tegasnya.
Baca Juga:
Wamendag Tekankan Pentingnya Peran Riau dalam Perdagangan di ASEAN
Ia menambahkan, untuk menjaga momentum pertumbuhan, pemerintah daerah perlu mempercepat proses perizinan, memberikan insentif bagi pelaku usaha, dan memastikan realisasi proyek strategis berjalan sesuai rencana.
“Momentum ini harus dijaga. Jika pemerintah, pelaku usaha, dan investor bisa bersinergi, pertumbuhan ekonomi Riau akan semakin merata dan berkelanjutan di masa depan,” kata Asep.
"Dengan posisi geografis yang strategis di jalur perdagangan internasional, kekayaan sumber daya alam yang melimpah, serta pembangunan infrastruktur yang terus berkembang, Riau diproyeksikan tetap menjadi salah satu destinasi investasi paling menjanjikan di Indonesia untuk beberapa tahun mendatang," tukasnya.
Baca Juga:
Tim Tenis PTPN IV Regional III Menang di Final Turnamen Antar Instansi Riau
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]