Saat ini, PLN sedang mengajukan paket investasi untuk proyek Energi Terbarukan dan Mekanisme Transisi (ETM) senilai sekitar 4,8 miliar dolar AS bersama ADB.
Selain itu, PLN juga memperoleh pendanaan sebesar 20 miliar dolar AS dari JETP, dengan tambahan pendanaan 21 miliar dolar AS baru-baru ini untuk mendukung transisi energi yang berkelanjutan.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Sinthya juga menyoroti kebutuhan untuk memperjelas harapan investor dalam hal proyek transisi energi yang nyata dan dampak pembangunan yang diinginkan.
“Kami berharap mendapatkan dukungan lebih dari lembaga-lembaga tersebut untuk memastikan kami mampu memenuhi kebutuhan organisasi platform global dan investor. Harapannya, kami bisa mencapai contoh transisi energi yang nyata,” ujarnya.
Meskipun upaya PLN untuk mencapai transisi energi yang berkelanjutan sudah dimulai, Sinthya mengakui bahwa tantangan besar masih menghadang.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
“Kita belum memiliki kerangka kerja yang sepenuhnya sesuai dengan ekspektasi global, tapi langkah-langkah awal sudah ada. Kami perlu mempersempit kesenjangan dengan mengembangkan platform kolaborasi yang lebih kuat,” kata Sinthya.
Sebagai satu-satunya operator listrik nasional, PLN juga harus siap menjalankan tugasnya meski tanpa dukungan penuh dari investor asing. Dengan atau tanpa GBFA dan investor lain, Sinthya menekankan bahwa PLN akan terus mencari solusi untuk mencapai target emisi karbon.
“Kami akan terus bekerja dengan berbagai mitra multilateral, termasuk World Bank, ADB, dan JETP, demi mengamankan pembiayaan hijau dan mempercepat transisi energi,” tegasnya.