"Kegiatan TMC hanya memaksimalkan awan yang tumbuh dapat mencapai titik jenuh dan terjadi hujan. TMC tidak dapat dilakukan bila pertumbuhan awan hujan (awan rendah) tidak terbentuk, bahan semai dari TMC untuk menyatukan awan-awan adalah NaCl (natrium clorida atau garam dapur). Sehingga jika sudah tercampur dengan awan (kondensasi/air) semuanya akan melebur jadi air," katanya.
Untuk itu, tidak bisa dibedakan ini akibat hujan buatan atau hujan alami. Namun yang pasti hujan yang turun adalah hujan alami, jika ada yang menyatakan ada komposisi hujan yang turun memiliki tingkat keasaman atau berbahaya bagi kesehatan kulit, perlu dikonfirmasi hasil uji lab air hujan yang diteliti.
Baca Juga:
Antusiasme Masyarakat Menggala 5 Sambut dan Dukung Afrizal Sintong dan Sepenuhnya.
"Jika tidak ada yang bisa menyampaikan hasil uji lab, berarti hanya asumsi saja. Sehingga tidak bisa dipertanggung jawabkan. Jadi dapat kami pastikan bahwa hujan yg turun hampir disebagian Sumbar, Riau, Sumut, Aceh (sumatera tengah dan utara) merupakan hujan alami," katanya.
"Sehingga masyarakat tidak perlu panik dan kuatir secara berlebihan. Dapat kami sampaikan juga mulai 21 Agustus 2023, kegiatan TMC sudah berakhir di Riau, dalam beberapa hari kedepan, potensi hujan di Riau masih ada hujan-hujan ringan hingga sedang. Hal ini karena masih adanya suplay masa uap air (awan hujan) dari Samudera Hindia," sambung Ramlan.
Sementara, untuk di wilayah Pekanbaru sendiri umumnya adalah hujan dari faktor alami. BMKG menyebut terkait kualitas air hujan hasil TMC dan zat yang terkandung didalamnya memerlukan kajian lebih lanjut untuk mengetahuinya.
Baca Juga:
Sat Narkoba Polres Rohil Amankan Narkoba di Penginapan Anggrek Bagan Sinembah
"Kegiatan TMC hanya memaksimalkan awan yang tumbuh dapat mencapai titik jenuh dan terjadi hujan. TMC tidak dapat dilakukan bila pertumbuhan awan hujan (awan rendah) tidak terbentuk, bahan semai dari TMC untuk menyatukan awan-awan adalah NaCl (natrium clorida atau garam dapur). Sehingga jika sudah tercampur dengan awan (kondensasi/air) semuanya akan melebur jadi air," katanya.
Untuk itu, tidak bisa dibedakan ini akibat hujan buatan atau hujan alami. Namun yang pasti hujan yang turun adalah hujan alami, jika ada yang menyatakan ada komposisi hujan yang turun memiliki tingkat keasaman atau berbahaya bagi kesehatan kulit, perlu dikonfirmasi hasil uji lab air hujan yang diteliti.
"Jika tidak ada yang bisa menyampaikan hasil uji lab, berarti hanya asumsi saja. Sehingga tidak bisa dipertanggung jawabkan. Jadi dapat kami pastikan bahwa hujan yg turun hampir disebagian Sumbar, Riau, Sumut, Aceh (sumatera tengah dan utara) merupakan hujan alami," katanya.