Riau yang memiliki perkebunan sawit terluas di Indonesia ini, tidak semua negara yang bisa ditumbuhi sawit dengan subur. “Ini kekayaan alam kita, tidak semua negara yang bisa seperti kita. Keunggulan ini yang kemudian mereka kampanyekan sesuatu yang buruk. Agar citra kita di dunia menjadi negatif,” ujar Rino.
Dikatakan dia, bahwa tidak banyak daerah belahan negara di dunia ini yang dapat ditumbuhi sawit. Keistimewaan ini sudah seharusnya dipahami secara bijak. Karena itu, Rino pun mengajak kepada para mahasiswa agar turut serta mengkampanyekan sawit baik untuk kehidupan.
Baca Juga:
Optimalkan BPDPKS, Petani Kelapa Sawit Raih Keuntungan dari Harga TBS
Melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), sebagian dari hasil sawit dipergunakan untuk kepentingan publik. Di antaranya pemberian beasiswa yang diperutukan bagi anak keluarga petani sawit, termasuk di Riau.
“Kampus ini bagi kami adalah bagian dari perjuangan sawit di Indonesia. Ini penting, karena bagaimana sawit sangat berguna bagi kehidupan,” papar Rino.
Pemilihan Bujang Dara Sawit yang ditaja Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) di Universitas Riau (Unri) telah tuntas. Sebanyak tiga pasang bujang dara sawit dari 75 peserta yang mendaftar pun diumumkan. Semua peserta berasal dari berbagai jurusan yang ada di Unri.
Baca Juga:
Peran Strategis BPDPKS: Pendorong Harga TBS dengan Program Berkelanjutan
Pemenang pertama Bujang Dara Sawit tersebut adalah pertama, Nur Akbar (Agrotekhnologi) – Kopipah Umaroh (Ilmu Kelautan). Kedua, Ario Pamungkas (Agrobisnis Perikanan) – Frisca Alvuonita (Tekhnologi Pertanian). Ketiga, Raja Ayattul Putra (Matemetika) – Latifah Tiara Azmi (Kimia).
[Redaktur: Mega Puspita]