Riau.WahanaNews.co - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Riau melibatkan mahasiswa Universitas Riau (Unri) untuk mengkampanyekan sawit baik untuk kehidupan. Selama ini sawit kerap diartikan sesuatu perusak, bahkan merugikan ekosistem.
Justru sebaliknya, sawit bagi Indonesia khsusnya Riau merupakan penopang ekonomi sebagian besar masyarakat. Sawit tak hanya menghasilkan minyak sebagai kebutuhan keseharian dapur. Tetapi ada banyak produk turunan yang dihasilkan dari sawit. Di antaranya sabun hingga kosmetik.
Baca Juga:
Optimalkan BPDPKS, Petani Kelapa Sawit Raih Keuntungan dari Harga TBS
Sekretaris Apkasindo Riau, Djono A Burhan, sekaligus Ketua Panitia acara Goes to Campus, Kamis (26/10/2023) mengatakan, pihaknya melibatkan mahasiswa Unri dalam acara pemilihan Bujang Dara Sawit. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Goes to Campus oleh Apkasindo.
“Para finalis bujang dara sawit ini untuk mempromosikan pentingnya kelapa sawit bagi Indonesia dan dunia. Jadi mereka jadi corong untuk mengkampanyekan hal-hal positif soal sawit,” kata Sekretaris Apkasindo Riau, dikutip Jumat (27/10/2023).
Ia menuturkan, para pemenang Bujang Dara Swit ini, nantinya akan dilibatkan dalam berbagai kegiatan Apkasindo. Bersamaan dengan itu, pengetahuan mereka soal sawit terus diperdalam akan manfaat sawit baik secara ekonomi mau pun kehidupan.
Baca Juga:
Peran Strategis BPDPKS: Pendorong Harga TBS dengan Program Berkelanjutan
“Kita akan libatkan dalam berbagai kegitan Apkasindo. Sehingga pengetahuan mereka juga tentang sawit semakin mendalam,” ungkap Djono.
Menurutnya, alasan pentingnya melibatkan mahasiswa dalam hal sawit, pihak-pihak tertentu yang menjadi lembaga swadaya asing, menyasar kaum milineal termasuk mahasiswa dalam kampanye hitam soal sawit.
“Kami menilai sangat penting, karena mahasiswa memiliki pemikiran kritis, tetapi tidak jarang mahasiswa juga sering jadi sasaran oleh NGO untuk mengkampanyekan negarif soal sawit,” ungkap Djono.
Riau yang memiliki perkebunan sawit terluas di Indonesia ini, tidak semua negara yang bisa ditumbuhi sawit dengan subur. “Ini kekayaan alam kita, tidak semua negara yang bisa seperti kita. Keunggulan ini yang kemudian mereka kampanyekan sesuatu yang buruk. Agar citra kita di dunia menjadi negatif,” ujar Rino.
Dikatakan dia, bahwa tidak banyak daerah belahan negara di dunia ini yang dapat ditumbuhi sawit. Keistimewaan ini sudah seharusnya dipahami secara bijak. Karena itu, Rino pun mengajak kepada para mahasiswa agar turut serta mengkampanyekan sawit baik untuk kehidupan.
Melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), sebagian dari hasil sawit dipergunakan untuk kepentingan publik. Di antaranya pemberian beasiswa yang diperutukan bagi anak keluarga petani sawit, termasuk di Riau.
“Kampus ini bagi kami adalah bagian dari perjuangan sawit di Indonesia. Ini penting, karena bagaimana sawit sangat berguna bagi kehidupan,” papar Rino.
Pemilihan Bujang Dara Sawit yang ditaja Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) di Universitas Riau (Unri) telah tuntas. Sebanyak tiga pasang bujang dara sawit dari 75 peserta yang mendaftar pun diumumkan. Semua peserta berasal dari berbagai jurusan yang ada di Unri.
Pemenang pertama Bujang Dara Sawit tersebut adalah pertama, Nur Akbar (Agrotekhnologi) – Kopipah Umaroh (Ilmu Kelautan). Kedua, Ario Pamungkas (Agrobisnis Perikanan) – Frisca Alvuonita (Tekhnologi Pertanian). Ketiga, Raja Ayattul Putra (Matemetika) – Latifah Tiara Azmi (Kimia).
[Redaktur: Mega Puspita]