Suryo mengatakan terdapat dua proyek PTBA yang masuk menjadi proyek strategis nasional yakni proyek hilirisasu gasifikasi batubara di Tanjung Enim dan Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) di Tanjung Enim.
Suryo menyampaikan PTBA telah menandatangi perjanjian kerja sama pengembangan DME dengan PT Pertamina (Persero) dan Air Products & Chemicals Inc (APCI) dari Amerika Serikat yang disaksikan Menteri BUMN Erick Thohir Los Angeles, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Demi Kualitas Pemeriksaan Instalasi Listrik, ASLITER Minta Pemerintah Batasi Penerbitan Izin Usaha Baru LITTR
"Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan perjanjian pengolahan DME yang menjadi bagian dari kerja sama pengembangan DME tersebut," ungkap Suryo.
Suryo menyebut proyek strategis nasional di Tanjung Enim selama 20 tahun tersebut mendatangkan investasi dari APCI sebesar 2,1 miliar dolar AS atau sekira Rp 30 triliun.
Menurut Suryo, proyek tersebut akan mengutilisasi 6 juga ton batubara per tahun dan menghasilkan 1,4 juta DME per tahun serta mampu mengurangi impor LPG sekira 1 juta ton per tahun.
Baca Juga:
UKT 2 Kabupaten Kepulauan Seribu Apresiasi PJU Hibrid PV dan Angin Terkoneksi IoT
Suryo berharap hal ini akan membantu perbaikan neraca perdagangan dan banyak benefit lainnya bagi negara.
"Kerja sama ini menjadi portofolio baru bagi perusahaan yang tidak lagi sekedar menjual batu bara, tetapi juga mulai masuk ke produk-produk hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah," tambahnya.
PTBA, lanjut Suryo, juga berencana membangun PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 berkapasitas 2x620 MW.