"Teknologi ini terbukti berhasil meningkatkan kinerja produksi Lapangan Duri lima kali lebih baik dibandingkan teknologi konvensional," ujar Jaffee.
Dia mengatakan, pusat digitalisasi IODSC yang juga ditinjau Arifin merupakan pusat kegiatan digitalisasi Wilayah Kerja (WK) Rokan. Penerapan digitalisasi di WK Rokan setidaknya memberikan empat manfaat utama, yakni peningkatan kinerja keselamatan, penurunan signifikan dari potensi kehilangan produksi hingga sekitar 40%, optimalisasi kemampuan fasilitas produksi, dan peningkatan efisiensi.
Baca Juga:
Pertamina Komitmen Jaga Ketahanan Energi Nasional
Seperti diketahui, Blok Rokan merupakan salah satu WK Migas terbesar di Indonesia. Sejak 9 Agustus 2021, pengelolaan WK Rokan di Provinsi Riau beralih ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) setelah 80 tahun atau sejak tahun 1951 dikelola PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) ke.
Saat ini, Rokan menyumbang 24% dari total produksi minyak Indonesia dan kedua terbesar sevara nasional yang memiliki luas wilayah 6.220,29 kilometer persegi dengan 10 lapangan utama yaitu Minas, Duri, Bangko, Bekasap, Balam south, Kota Batak, Petani, Lematang, Petapahan dan Pager.
WK Rokan tercatat sejak tahun 1951 hingga 2021, telah menghasilkan 11,69 miliar barel minyak dengan produksi rata-rata tahun 2021 sampai dengan Juli 2021 sebesar 160,5 ribu barel minyak per hari untuk minyak bumi dari produksi nasional dan 41 MMSCFD untuk gas bumi. (tum)