Riau.WahanaNews.co | Setiap daerah memiliki keunikan sendiri, baik dalam kebudayaan makanan maupun pakaian. Salah satunya yang dimiliki Riau, provinsi di Sumatera.
Untuk pakaian adat, Riau memiliki yang disebut dengan teluk belanga sebagai pakaian adat untuk pria dan kebaya labuh untuk perempuan.
Baca Juga:
Antusiasme Masyarakat Menggala 5 Sambut dan Dukung Afrizal Sintong dan Sepenuhnya.
Meski namanya berbeda, secara cutting desain pakaian adat Riau ini hadir dengan desain yang sama, yakni dirancang dengan bentuk yang loose atau dengan kata lain baju kurung yang longgar, sedikit banyak sebagai perwujudan budaya khas Melayu yang memang kental dan dekat di Riau.
Jika biasanya baju kurung disematkan kancing di bagian tengahnya tapi justu teluk belanga dan kebaya labuh ini tidak ada kancingnya sama sekali.
Untuk kebaya labuh, bahkan tidak ada bagian kerah yang kaku bisa dilipat dan dirancang dengan panjang lebih dari lutut orang dewasa. Ditambah pemakaian tudung, dikalungkan ke leher untuk menutupi rambut dan bagian dada.
Baca Juga:
Sat Narkoba Polres Rohil Amankan Narkoba di Penginapan Anggrek Bagan Sinembah
Sementara teluk belanga, yang dipakai oleh pria terdiri dari baju kurung dan celana panjang ditambah aksesori yakni kain sarung yang diikat di bagian kaki dengan panjang hingga lutut. Kain tambahan di kaki ini bernama tanjak yang dibuat dari kain songket. Dilengkapi dengan headpiece sebagai aksesori pelengkap, songko berbentuk segi empat yang dikenakan di kepala.
Menariknya, baju teluk belanga disebutkan biasanya hanya hadir dengan satu jenis warna senada untuk atasan dan bawahan, serta hanya disematkan satu kancing, tepatnya di bagian kerah.
Seperti pakaian adat tradisional lainnya, kebaya labuh dan teluk belanga ini juga dikenakan masyarakat Riau dalam momen spesial, upacara adat dan yang paling sering biasanya, gelaran prosesi pernikahan.
Secara filosofi, teluk belanga dan kebaya labuh sebagai pakaian adat tradisional Riau disebutkan mengandung nilai-nilai filosofi seperti nilai semangat, syukur, nilai kejujuran dari masyarakat Riau.
Warna-warna pada baju teluk belanga dan kebaya labuh ternyata punya maknanya sendiri. Pertama warna hijau lumut yang sering dipakai oleh keturunan bangsawan, Tengku dan Wan melambangkan kesuburan, kesetiaan, taat, dan kepatuhan.
Lalu ada warna kuning keemasan, yang dimaknai sebagai kebesaran, otoritas dan kemegahan. Mengingat warna ini identik dengan warna masa kejayaan Kerajaan Siak, Riau Lingga, Indragiri dan Pelalawan, maka warna kuning emas ini konon adalah warna yang tak boleh dipakai oleh rakyat biasa.
Selanjutnya ada merah darah, yang memiliki arti kepahlawanan dan keberanian, taat dan setia kepada Raja dan rakyat.
Lalu terakhir, warna hitam yang melambangkan kesetiaan, ketabahan dan bertanggung jawab dan kejujuran.[gab]