"Datang-datang menuduh bahwa rumah gue melakukan pencurian listrik, segelnya putus. Lalu bertanya kenapa listrik di rumah gue dari 1.8 Juta/bulan jadi 500 ribu perbulan," katanya dikutip kumparan, Sabtu (2&/8).
Dia pun mempermasalahkan PLN yang membawa aparat kepolisian ketika mendatangi rumah keluarganya. Hal tersebut membuat keluarganya ciut sehingga mempersilakan meteran listrik rumahnya dibawa oleh pihak PLN.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Tadi pagi, petugas PLN 3 orang dateng sama 1 orang polisi katanya mau check meteran karena mereka mengatakan tagihan listrik gue gak normal. karena di sana semua boomer, udah ketakutan sendiri liat polisi, petugas rame amat. Nyali udah ciut," jelasnya.
Dia mengeklaim jika keluarganya tidak melakukan penyegelan meteran listrik. Fluktuasi pemakaian listrik yang dinilai tidak normal tersebut lantaran ada perbedaan konsumsi listrik ketika masih dihuni oleh keluarga besarnya, dan saat ini hanya dihuni oleh ibu Jessica bersama satu ART.
Tagihan listrik rumahnya dahulu mencapai Rp 1,8 juta per bulan, lantaran dihuni oleh keluarga besar dengan penggunaan 2 water heater, 2 AC, 3 kulkas, dan televisi. Adapun rumahnya terletak di daerah Pekanbaru, Riau, golongan R2 pascabayar dengan daya 4.400 VA.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Ketika gue di Indonesia 2 tahun lalu, tagihan 1.4 juta/bulan karena gue gak ngotak pake AC nya. Sekarang tagihan cuma 500 ribu/bulan karena ya mak gue cm berdua sama mbak ART. Gak pake AC. Kulkas pun cuma satu. Wajar dong," lanjutnya.[gab]