Riau.WahanaNews.co - PT PLN (Persero) mengajukan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2025 sebesar Rp3 triliun untuk melistriki 1.092 desa di Indonesia.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, dalam mendorong target Rasio Elektrifikasi (RE) dan Rasio Desa Berlistrik (RDB) 100% maka dibutuhkan dukungan pendanaan lewat PMN.
Baca Juga:
Jaga Pilkada Serentak, PLN UID Jabar Siagakan Lebih dari Empat Ribu Personil
“Investasi pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di daerah 3T itu 10 kali lipat lebih mahal dibandingkan di daerah non 3T,” kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, dikutip Kamis (11/7/2024).
Darmawan menjelaskan, investasi untuk penyambungan ketenagalistrikan daerah non 3 T umumnya memakan biaya sekitar Rp2 juta hingga Rp2,5 juta per pelanggan.
Sementara itu, investasi ketenagalistrikan pada wilayah 3T regional Jawa dan Bali mencapai Rp 18,5 juta per pelanggan. Investasi lebih besar dibutuhkan untuk wilayah 3T regional Sumatra-Kalimantan yakni sebesar Rp 38,7 juta per pelanggan dan Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara mencapai Rp35,3 juta per pelanggan.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Merujuk paparan PLN, kebutuhan anggaran PMN sebesar Rp 3 triliun akan dialokasikan untuk melistriki 75.017 pelanggan yang tersebar di 1.092 desa di seluruh Indonesia.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PLN sebelumnya telah menyusun peta jalan pengembangan listrik desa dimana target RDB 100% diharapkan dapat tercapai pada 2024 ini. Sayangnya, PLN tidak mendapatkan alokasi PMN untuk kurun tahun 2023-2024.
[Redaktur: Mega Puspita]