RIAU.WAHANANEWS.CO, Indragiri Hulu -
Permasalahan sampah yang menggunung di lingkungan Sekolah MTs Miftahul Jannah, Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, hingga kini masih menyisakan tanda tanya besar. Pasalnya, pernyataan sejumlah pihak terkait penanganannya justru terkesan simpang siur dan saling melempar tanggung jawab.
Baca Juga:
Dugaan Kejanggalan Dana BOS di SMAN 1 Peranap Jadi Sorotan, Pos Pemeliharaan dan Honor Dinilai Membengkak
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kepala Sekolah MTs Miftahul Jannah, Asmiati, menyatakan bahwa dirinya telah berkoordinasi dengan pihak kecamatan. Namun, pihak kecamatan menyebut persoalan sampah tersebut merupakan kewenangan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DLH Kabupaten Indragiri Hulu, Boby, memberikan klarifikasi terkait status Yusbar, yang sebelumnya disebut oleh kepala sekolah sebagai petugas kebersihan sekolah.
“Benar, Pak Yusbar merupakan salah satu karyawan outsourcing sebagai pengemudi mobil angkut sampah di wilayah Peranap. Namun, dalam beberapa hari terakhir, satu-satunya armada pengangkut sampah mengalami kerusakan dan masih dalam proses perbaikan. Hal ini menyebabkan terganggunya sistem pengangkutan sampah di wilayah tersebut,” ujar Boby, Selasa (16/12/2025).
Baca Juga:
Sampah Menggunung di Lingkungan MTs Miftahul Jannah Pranap, Kepsek Dinilai Kurang Tanggap Jaga Kebersihan Sekolah
Lebih lanjut, Boby menegaskan bahwa persoalan sampah di lingkungan sekolah tersebut perlu dikonfirmasi ulang secara objektif oleh semua pihak.
“Terkait sampah yang menggunung di lokasi sekolah, perlu dikonfirmasi kembali kebenarannya dari kedua belah pihak. Sebab, secara visual dari dokumentasi yang kami terima, seluruh sampah berada di halaman sekolah, bukan di lokasi tempat pengangkutan sampah. Kami juga akan menurunkan tim ke Peranap untuk memantau langsung kondisi dan perkembangan penanganan sampah di sana,” tegasnya.
Ironisnya, dua hari sebelumnya, Kepala Sekolah MTs Miftahul Jannah melalui sambungan telepon sempat menyampaikan bahwa sampah-sampah tersebut akan diangkut keesokan harinya. Namun hingga berita ini diterbitkan, belum terlihat adanya penanganan yang serius, cepat, dan tanggap dari pihak-pihak terkait.
Kondisi ini menuai kritik tajam dari Ketua Lembaga Aliansi Indonesia (LAI), Rudi Walker Purba. Ia menilai bahwa lambannya respons pihak sekolah, khususnya kepala sekolah, mencerminkan lemahnya kepemimpinan dalam mengelola persoalan mendasar di lingkungan pendidikan.
“Sampah ini adalah persoalan bersama, namun tanggung jawab utamanya ada pada kepala sekolah sebagai pimpinan di satuan pendidikan tersebut. Kami menilai kepsek lamban dalam mengambil kebijakan dan keputusan untuk menangani serta menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Jika persoalan sampah saja tidak ditangani secara sigap, patut dipertanyakan bagaimana pengambilan kebijakan lainnya,” ujar Rudi.
Rudi juga mendorong Kementerian Agama (Depag) untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Kepala Sekolah MTs Miftahul Jannah.
“Kami berharap Depag dapat mengaudit ulang kinerja kepsek. Lingkungan sekolah seharusnya menjadi tempat yang bersih, sehat, dan aman bagi siswa. Jangan sampai kelalaian dan sikap saling lempar tanggung jawab ini justru menjadi contoh buruk bagi dunia pendidikan,” pungkasnya.
[Redaktur: Adi Riswanto]