Riau.WahanaNews.co | PT PLN (Persero) mendukung peningkatan kinerja ekspor nasional dengan memenuhi kebutuhan listrik industri pengolahan porang dan turunannya.
Hal tersebut tercermin melalui penyambungan baru listrik pada PT Mitra Porang Nusantara Daya 197 kilovolt ampere (kVA) dan perubahan daya dari 10,6 kVA menjadi 197 kVA.
Baca Juga:
Hadir Pada General Annual Meeting di Dakar Senegal Tahun 2014, Awal Bergabungnya ALPERKLINAS Ke FISUEL International
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (UIW RKR) Hartono mengatakan daya mampu listrik di Riau mencapai 1.066,9 megawatt (MW) dan beban puncak 942 MW. Hal tersebut menandakan Provinsi Riau memiliki daya surplus sebesar 124,9 MW.
“Dengan kondisi ini kami harapkan para investor tidak perlu meragukan ketersediaan pasokan listrik di Provinsi Riau,” ujar Hartono dalam keterangan resmi, Selasa (10/5/2022).
Listrik sebagai energi dasar yang mendukung produktivitas, akan sangat membantu peningkatan kapasitas industri. Dalam hal ini, peningkatan produksi pengolahan porang.
Baca Juga:
Dukung Sektor Pariwisata, PLN Distribusi Jakarta Listriki Hotel Travello
Hartono menambahkan, saat ini porang merupakan salah satu komoditas yang menjadi primadona dan sangat terbuka pasarnya baik didalam maupun luar negeri.
"Dengan adanya pabrik porang yang akan beroperasi menggunakan listrik PLN di Provinsi Riau, tentu akan sangat dinantikan oleh para petani porang baik yang berada di Riau maupun provinsi tetangga," pungkasnya.
Direktur PT Mitra Porang Nusantara Ryan Adidharma Audwinto mengapresiasi proses penyambungan baru dan permohonan tambah daya yang dilakukan PLN.
“Kami berterima kasih atas pelayanan yang diberikan PLN karena dengan kondisi saat ini listrik di pabrik pengolahan porang ini telah tercukupi untuk bisa beroperasi pada bulan Mei setelah lebaran,” kata Ryan.
Saat ini, PT Mitra Porang Nusantara memiliki kapasitas 50 ton umbi segar dan memproduksi olahan Porang menjadi kripik ( chips) ataupun tepung ( powder) yang diekspor ke beberapa negara tujuan seperti Thailand, Vietnam, China juga Australia.
“Ke depan kami berencana jika supply bahan baku cukup maka akan mengembangkan pengolahan porang menjadi barang jadi seperti mie, tahu atau beras yang sehat,” ujar Ryan.[gab]