Riau.WahanaNews.co - Pemuda asal Pekanbaru, Riau, Williams Hagai Marpaung yang merupakan seorang petani agrobisnis memaparkan pengalamannya menjadi seorang petani kurma dan labu madu.
Ditemui WahanaNews.co belum lama ini, William pun menjelaskan asal mula dirinya terjun ke dunia pertanian. Dimana, ia sendiri telah dibesarkan dan dididik dari keluarga yang notabennya merupakan petani.
Baca Juga:
Polda Kalsel Berhasil Selamatkan 463.299 Petani dari Peredaran Pupuk Ilegal
"Saya pribadi jadi petani ini autodidak. Dari kecil diajarkan sama ayah saya yang memang seorang petani. Dan saya pribadi sendiri bukan dari lulusan atau sarjana pertanian atau sebagainya. Murni didikan petani dari kecil," ungkap Williams, dikutip Senin (14/8/2023).
Williams memaparkan, saat ini, dirinya dipercaya untuk mengelola lahan seluas satu hektar di kawasan Tani Jaya Anugerah, Riau. Di kawasan itu sendiri, juga merupakan laboratorium yang mengobservasi pohon Kurma dan Labu Madu yang tengah ia budidayakan.
"Untuk bibit pohon Kurmanya sendiri, kita observasi disini. Kurma ini berasal dari Thailand. Sedangkan untuk Labu Madunya, sejarahnya itu berawal dari Amerika, kemudian dikembangkan di Belanda," papar Williams.
Baca Juga:
Kekeringan Ancam Panen Padi di Labura, Petani Terancam Rugi
"Labu Madu atau Butternut Pumpkin ini termasuk satu-satunya di Indonesia. Belum ada yang membudidayakan. Untuk spesifikasi daripada buah Labu Madu ini sendiri bentuk ukurannya punya beberapa variasi, mulai dari grade A dengan ukuran satu kilogram, grade B ukuran 800-900 gram, dan grade C ukuran 500-60p gram. Dan buahnya memiliki rasa yang manis dan tinggi serat," sambung Williams menjelaskan.
Ia pun berharap, dengan upaya budidaya dan riset yang ia jalani, bisa membantu dan menginspirasi petani lain, khususnya petani muda untuk bisa bersama-sama mengembangkan potensi Labu Madu di Tanah Air, khususnya di Riau ini.
[Redaktur: Mega Puspita]