Rizki mengungkapkan alat dibuat dengan menggunakan alat yang mudah didapat. Beberapa diantaranya besi, triplek yang dilapisi vinyl, dan alat elektronis lainnya.
Sementara Yunus menambahkan bahwa prinsip kerja komposter ini sama seperti komposter pada umumnya. Hanya saja, ada perbedaan pada proses pengomposannya yang dibantu oleh blade pengaduk dan water bubble.
Baca Juga:
UPATIK UNJA Kolaborasi dengan Indosat dan PLN Icon Plus Adakan Sharing Session Jaringan
“Cara kerjanya mirip dengan komposter lainnya, tetapi di sini kita memakai blade pengaduk dari besi untuk membantu menggemburkan bahan-bahan organik di dalam drum sehingga cepat gembur,” jelasnya.
Selain itu, alat dilengkapi dengan pompa udara untuk mensuplai oksigen ke dalam drum. Hal itu dilakukan untuk tumbuh kembangnya mikroorganisme yang digunakan untuk proses pengomposan.
Tak hanya itu, Yusa turut menambahkan keunggulan alat komposter ini dapat menghasilkan cairan pupuk sejumlah 1 liter dalam waktu kurang 2 hari.
Baca Juga:
FKIP UNJA Gelar Workshop Self Therapy untuk Tingkatkan Keterampilan Konseling Dosen dan Mahasiswa
“Dengan memanfaatkan blade pengaduk tadi, bahan organik akan cepat gembur dan berair, sehingga volume pupuk yang dihasilkan dalam besaran tertentu lebih cepat dibandingkan komposter pada umumnya,” pungkas Yusa.
[Redaktur: Mega Puspita]