Riau.WahanaNews.co - Penjabat Bupati Kampar, Muhammad Firdaus meresmikan pabrik pupuk berbahan baku batu bara di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Tambang, Senin (23/10/2023.)
Pabrik pupuk berbahan baku batu bara ini merupakan yang pertama di dunia. Ini merupakan temuan putra Kampar bersama rekannya yang juga orang Indonesia.
Baca Juga:
Dibekuk Intel TNI, Pak Tua Penghuni Gubuk Ternyata Koruptor Kakap Rp 1,3 Triliun
Pabrik ini akan menjadi solusi penting dalam memasok kebutuhan pupuk di daerah Kampar di tengah melonjaknya harga pupuk beberapa tahun ini.
Saat peresmian pabrik ini, warga dari 5 negara turut hadir menyaksikan untuk kemudian akan mereka terapkan di negera mereka. Warga asing tersebut berasal dari Amerika, Nigeria, Malawi, Zimbabwe dan Kenya
Adapun kandungan pupuk ini terbilang lengkap, mulai dari N, Mg Ca, S, Cogarnik, Na, Mn, Fe, B, Cu, P2O5, Co, Mo, Ni, Cd, Zn dan K2O.
Baca Juga:
MUI dan Warga Kampar Adukan Soal Adanya Aliran Sesat Imam Mahdi ke Kapolda Riau
Dalam sambutannya, Muhammad Firdaus mengatakan bahwa dirinya merasa sangat bangga dengan mahakarya anak negeri, yang telah menciptakan mesin pengolahan batu bara menjadi pupuk dan dioperasikan pertama kalinya di Kabupaten Kampar.
Tentunya, kata dia, dengan adanya pabrik ini akan membawa manfaat besar untuk masyarakat Kabupaten Kampar, terutama masyarakat yang memiliki kebun, bisa memanfaatkan hasil teknologi ini.
"Dan tidak kalah pentingnya, dengan hadirnya pabrik ini juga akan menyerap tenaga kerja terutama masyarakat tempatan yang tentunya akan membantu pemerintah mengurangi pengangguran," ujarnya, dikutip Selasa (24/10/2023).
Sementara itu, pimpinan Perusahaan Bursatani Futura Andyta, Raden Umar Hasan mengatakan bahwa perusahaan didirikan ini merupakan perusahaan penghasil pupuk yang telah meraih hak paten dari Pemerintah Amerika Serikat yang berasal dari batu bara, serta pupuk lainnya yang berbahan baku organik, sehingga aman dan tidak menimbulkan polusi apapun.
Raden Umar Hasan juga menambahkan bahwa, dalam peresmian ini, hadir warga dan perusahaan dari Amerika Serikat, Nigeria, Zimbabwe, Kenya, Malawi.
"Kehadiran mereka disini adalah untuk melihat bagaimana bentuk dan cara kerja mesin penghasil pupuk ini, karena mereka juga akan membuat hal yang sama di negara mereka, kita melakukan transfer ilmu disini, bukan export pupuk," pungkasnya.
[Redaktur: Mega Puspita]