Riau.WahanaNews.co - PT Pupuk Indonesia (Persero) mengumumkan pergantian komisaris utama pada entitas usahanya yaitu, PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim).
Pupuk Kaltim memang saat ini sedang melakukan reorganisasi sebelum rencana pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) dilakukan.
Baca Juga:
HUT Pupuk Indonesia ke-12, Tanam 8.000 Bibit Pohon di 7 Lokasi
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (16/10/2023), Komisaris Utama PT Pupuk Kalimantan Timur, Kasdi Subagyono digantikan sementara oleh Eka Sastra.
"Memberhentikan dengan hormat Bapak Kasdi Subagyono sebagai Komisaris Utama PT Pupuk Kalimantan Timur. Menunjuk Bapak Eka Sastra untuk melaksanakan tugas sebagai Komisaris Utama PT Pupuk Kalimantan Timur," tulis manajemen dalam keterangannya, dikutip Senin (16/10/2023).
Adapun susunan Dewan Komisaris PT Pupuk Kalimantan Timur saat ini adalah sebagai berikut:
Baca Juga:
UMKM Binaan Pupuk Indonesia Berpotensi Merambah Pasar Global
1. Pelaksana Tugas Komisaris Utama Merangkap Komisaris Independen Eka Sastra
2. Komisaris : Gustaaf AC Patty
3. Komisaris : Musthofa
4. Komisaris : Sigit Hardwinarto
5. Komisaris Independen : Sunardi Rinakit
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, rencana IPO Pupuk Kaltim masih dalam pembahasan dengan manajemen. Sebab, sebelum IPO akan melakukan penyegaran manajemen terlebih dahulu.
"Kita lagi diskusi dengan direksi di sana. Ini memang kita akan melakukan reorganisasi dulu," ujarnya.
Selain itu, nantinya juga akan diatur semacam pengelompokan perusahaan. Sebab, fokus pupuk selain menyediakan subsidi NPK (Nitrogen, Phosphat, Kalium), juga juga pupuk orea dan amonia yang produk yang sebenarnya ini market base.
"Nah kita lagi atur supaya nanti ada semacam grouping company yang komersial dan non-komersial. Nah setelah di grouping nanti baru kita lihat, di group level mana yang kita akan lakukan IPO," jelasnya.
"Karena kalau sekarang ini pupuk Kaltim kita IPO kan, nanti pupuk Kaltim yang paling profitable. Yang lainnya nanti enggak ketarik. Nah kita lagi recana untuk regrouping dulu, sebelum nanti kita mungkin tahun depan baru kita akan lihat ke IPO-nya. Tapi juga yang kedua, kan harus ada story-nya ya," lanjutnya.
Tiko menambahkan, selain grouping company, pihaknya juga ingin ada reformasi menjadi chemical company.
"Tadi saya sampaikan bahwa pupuk kalau hanya berhenti di pupuk, tentunya ya dia marginya terbatas. Tapi kalau nanti transformasinya ke chemical company, jadi masuk amoniak, jadi petanol dan sebagainya ini, tentunya secara nilai tambah kan lebih tinggi. Nah ini kita lagi bikin strategi tadi regrouping," pungkasnya.
Sebagai informasi, Pupuk Kaltim merupakan salah satu perusahaan pelat merah yang masuk dalam daftar rencana IPO BUMN sebelumnya, bersamaan dengan PT Pertamina Hulu Energi dan PT Pertamina Gheothermal Energy.
Pahala Mansury saat menjabat sebagai Wamen BUMN juga pernah mengatakan bahwa salah satu alasan penundaan IPO PKT sendiri dikarenakan sentimen pasar modal.
"Kita belum putuskan saat ini. Karena marketnya," tutur Pahala saat ditemui wartawan, di Menara Danareksa, Jakarta pada Kamis, (30/3/2023).
Di sisi lain, PKT tengah dihadapkan dengan proyek yang membutuhkan dana besar, yaitu pembangunan pabrik pupuk baru di Fakfak. Diketahui, pembangunan pabrik ini memerlukan investasi mencapai puluhan triliun rupiah.
Meski begitu, Pahala meyakini, kondisi keuangan internal dari PKT masih memungkinkan untuk membiayai proyek pabrik baru tersebut.
"Saat ini kondisi likuiditasnya pupuk kan sangat bagus sekali, sangat memiliki tingkat debt yang rendah sekali," kata dia.
"Sampai sejauh ini masih bisa," tambah Pahala.
Sejalan dengan Pahala, Direktur Utama Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi mengatakan, pihaknya masih menunggu arahan dari pemerintah terkait jadwal pencatatan perdana sahamnya. Sejumlah langkah masih dipersiapkan oleh Pupuk Kaltim untuk menunjang IPO Pupuk Kaltim.
"Kita kalo IPO ini kan kita menunggu arahan pemerintah. Tugas kita adalah mempersiapkan. Tidak hanya langkah administratif IPO tadi, tapi juga mempersiapkan kinerja keuangan yang terbaik," kata Rahmad di acara terpisah, Rabu, (29/3/2023).
Di sisi lain, Rahmad menegaskan, IPO tidak menjadi satu-satunya opsi pendanaan. Perseroannya ingin melihat bagaimana strategi pemerintah terkait perkembangan industri pupuk terlebih dahulu.
[Redaktur: Mega Puspita]