PLN pun membuka kesempatan yang luas bagi mitra yang memiliki teknologi yang telah terbukti (proven) dan murah untuk menggantikan PLTD tersebut. "Kita unlock semua teknologi baterai sebagai cadangan daya. Kita undang semua potensial partner untuk partisipasi. Kompetisi ini untuk bisa mendrive harga yang lebih murah dari energi bersih," ujar Darmawan.
Asisten Deputi Bidang Industri Energi, Minyak dan Gas Kementerian BUMN Abdi Mustakim juga mengamini peran penting PLN dalam pengurangan emisi. Dari seluruh BUMN yang ada, PLN menjadi ujung tombak dalam pengurangan emisi nasional. "PLN memiliki peran penting dalam penurunan emisi, khususnya di lingkup BUMN," ujar Abdi.
Baca Juga:
Nusa Dua Bali Jadi Tuan Rumah General Annual Meeting FISUEL Tahun 2017, ALPERKLINAS Hadir sebagai Salah Satu Peserta dari Indonesia
Abdi menjelaskan PLN setidaknya memiliki dua misi khusus. Pertama, pertumbuhan industri ke depan membutuhkan listrik yang terjangkau dan berasal dari energi bersih. Ini menjadi salah satu dari lima inisiatif Kementerian BUMN dalam pengurangan emisi.
"Maka target kami membentuk Sustainable Industrial Cluster di BUMN menjadi peran penting PLN. PLN menjadi leader dalam aspek ini, selain meningkatkan kapasitas pembangkit EBT agar secara emisi karbon juga semakin bisa ditekan," ujar Abdi.
Direktur Jenderal Bidang Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menjelaskan dalam mendukung langkah PLN mengurangi emisi, pemerintah membuka ruang terbuka untuk mengajak semua pihak bekerja sama dengan PLN. Pemerintah juga berkomitmen untuk menciptakan iklim investasi yang stabil dan menarik bagi investor untuk bisa bersama sama PLN mencapai tujuan pengurangan emisi karbon.
Baca Juga:
Hadir pada Kongres Dunia di Brasil Tahun 2015, ALPERKLINAS Mulai Rintis Keanggotaan di Consumers International
"Kami mendukung penuh langkah PLN dalam mengurangi emisi karbon," ujar Dadan.
Untuk mencapai target Carbon Neutral 2060, PLN telah merumuskan beberapa langkah strategis. Pertama, PLN akan mengembangkan pembangkit EBT sesuai RUPTL 2021-2030, dengan target penambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 20,9 GW dan bauran EBT sebesar 24,8 persen pada 2030.
Pada saat bersamaan, PLN juga terus mengoptimalisasi penerapan cofiring pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) hingga mencapai kapasitas 1,8 GW. Dari target 52 lokasi tahap implementasi pada 2025, saat ini cofiring biomassa telah diimplementasikan di 28 lokasi.