WahanNews-Riau I Pekan ini harga minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.
Tetapi petaka datang setelahnya, aksi profit taking menerpa yang membuat harganya melemah di pekan ini.
Baca Juga:
Kronologi Ketegangan Pengawal Airlangga Hartarto dan Wartawan di Kejagung
Melansir data Refinitiv, harga CPO di bursa Derivatif Malaysia untuk kontrak dua bulan ke depan mencatat rekor tertinggi sepanjang masa dengan harga mencapai 5.326 ringgit (RM) per ton pada Kamis (21/10/2021).
Dikutip dari CNBC Indonesia, pasca menyentuh rekor tersebut, CPO langsung berbalik turun, merosot hingga 2%. Penurunan harga tersebut masih berlanjut sehari setelahnya. Alhasil, dalam sepekan CPO mencatat pelemahan 1,24% ke RM 5.036/ton.
Jim Teh, trader di Interband Group mengatakan CPO berisiko mengalami koreksi teknikal di pekan depan, sebab penguatan yang terjadi di pekan ini dikatakan sebagai aksi spekulatif oleh sindikat. Ia mengatakan sindikat tersebut membuat kenaikan tajam yang CPO yang "tidak pernah terjadi sebelumnya".
Baca Juga:
Periode 16-31 Oktober 2022, Harga Referensi CPO Turun
"Mereka (sindikat) sedang mengambil keuntungan. Ada cukup banyak CPO di Malaysia dan Indonesia, melihat website Malaysian Palm Oil Board, setidaknya ada 1,7 juta ton CPO di bulan September, sementara di Indonesia ada 3,5 juta ton. Tidak ada alasan harga CPO menjadi sangat mahal sebab ada banyak supply dari Malaysia dan Indonesia setiap bulannya" kata Teh, sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (23/10/2021).
Menurutnya, harga CPO yang sangat tinggi bisa merosot kapan saja. Teh memprediksi harga CPO akan berada di kisaran RM 4.500/ton hingga RM 4.600/ton. Artinya akan ada penurunan sekitar 10% dari level saat ini.
Sementara itu, trader CPO, David Ng, memprediksi harga CPO berada di kisaran RM 4.700/ton hingga RM 5.100/ton. Ia melihat suplai akan cukup ketat dalam waktu dekat.
Beberapa sentimen negatif sebenarnya menerpa CPO di pekan ini. China, salah satu konsumen terbesar CPO, mulai menyoroti aksi spekulatif di pasar komoditas. Pemerintah Beijing berencana untuk mengetatkan regulasi di pasar komoditas.
Selain itu, perusahaan surveyor kargo, Societe Generale de Surveillance mengatakan, ekspor CPO Malaysia jeblok 14% menjadi 920.085 ton pada periode 1-20 Oktober, dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya. Alhasil, harga CPO mencatat pelemahan di pekan ini. (tum)