Riau.WahanaNews.co | Kapolresta Pekanbaru Kombes Pria Budi mengatakan para pengungsi Afghanistan yang menggelar demo di depan Kantor UNHCR dan IOM, Kota Pekanbaru, Riau, Senin (17/1) bertindak anarkis.
Pria menyebut para pengungsi tersebut pun mengabaikan imbauan aparat agar membubarkan diri. Mereka menerobos masuk kompleks perkantoran Graha Pena dan merusak beberapa fasilitas.
Baca Juga:
Dalam Sepekan Terakhir, Pengungsi di Sudan Meningkat Dua Kali Lipat
"Kami imbau pada massa supaya tidak berbuat anarkis, dan massa berhasil menerobos dan duduk di halaman kantor di dalam areal perkantoran," kata Pria, Rabu (19/1).
Pria menyebut pengungsi Afghanistan yang menggelar demo sekitar 300 orang. Menurutnya, mereka menuntut agar pihak UNHCR dan IOM segera memberangkatkan ke negara ketiga.
Ia mengaku sudah mencoba memediasi agar beberapa perwakilan pengungsi bertemu dengan pihak UNHCR. Namun, pengungsi Afghanistan ini menolak dan meminta semuanya bisa bertemu.
Baca Juga:
Sekda Riau Lapor Polisi, 3 Mahasiswa Jadi Tersangka
"Kami jelaskan bahwa tidak ada tempat dan Graha Pena itu bukan kantor UNHCR saja tapi ada juga kantor-kantor lain," ujarnya.
Lebih lanjut, Pria mengatakan pihaknya pun meminta massa aksi memberi jalan para pekerja di kompleks Graha Pena lewat. Mereka menolak dan tetap memblokir jalan keluar perkantoran.
Ia mengaku langsung membuka paksa barisan massa aksi. Namun, upaya tersebut mendapat perlawanan. Pihaknya pun membubarkan paksa aksi pengungsi Afghanistan karena mulai anarkis dan mengganggu ketertiban umum.
"Mereka tidak terima baik melakukan perlawanan, ada yang melempar sehingga kami lakukan pembubaran karena sudah mulai anarkis dan mengganggu ketertiban umum dan mengganggu hak org lain," katanya.
Bawa Peti Mati
Dalam aksi tersebut, ratusan pengungsi asal Afghanistan meminta IOM dan UNHCR bertanggung jawab atas meninggalnya salah satu rekan mereka akibat bunuh diri karena depresi di pengungsian. Mereka membawa peti mati.
Salah satu imigran Afghanistan, Husin mengatakan sejumlah pengungsi mengalami depresi karena tak ada kejelasan pemindahan ke negara ketiga.
Menurutnya, setidaknya terdapat lima belas pencari suaka mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri baik di Pekanbaru maupun di sejumlah daerah lainnya di Indonesia.
"Kami sudah berapa kali demo minta tolong pindahkan (ke negara ketiga). IOM dan UNHCR mohon jelaskan tujuan hidup kita. Kemarin itu ada teman mati bunuh diri karena stres proses ke negara ketiga lama. Sudah lama tinggal di Indonesia tidak tahu tujuan hidup," katanya.
Sementara ratusan pengungsi Afghanistan menggelar aksi di Jakarta. Mereka memadati kawasan Monas, Jakarta Pusat. Namun, aparat kepolisian melarang massa aksi long march menuju Kantor Amnesty Internasional Indonesia, di Menteng.
Pengungsi Afghanistan tetap mencoba menerobos barikade kepolisian untuk tetap melakukan long march. Polisi menahan mereka. Terlihat sejumlah anak-anak dan orang tua terhimpit dalam peristiwa adu dorong tersebut.
Massa aksi yang berhasil meloloskan diri dari barikade nampak dipukul mundur oleh polisi. Adu mulut kembali terjadi antara aparat dengan koordinator aksi. Polisi kemudian meminta agar para pengungsi melanjutkan aksinya dengan menaiki bus menuju Kantor Amnesti Internasional.
Setelah bernegosiasi selama 15 menit, para pengungsi akhirnya memutuskan untuk melanjutkan aksi dengan dengan menggunakan bus sesuai arahan petugas.[gab]