Namun, sampai tim kembali ke mes, sarapan belum datang juga. Untuk makan siang juga begitu. Panitia bilang on the way, tapi hingga jam makan siang tiba, konsumsi yang ditunggu tak pernah datang. Akhirnya tim membeli nasi padang lagi seperti di malam hari.
"Mereka bilang, order makanan sehari sebelumnya. Tapi kan seharusnya setiap jam makan makanan sudah harus datang tak harus diorder lagi?" kata Suhartoni lagi.
Baca Juga:
Hujan Deras, Atap GOR Waringin Abepura Ambruk
Pelatih tim putri yang juga Kabid Binpres PSTI Riau, Anton Prawoto, sangat kecewa dengan kinerja panitia PON Papua ini.
"Hancur... Panitia tak peduli. Kami sampai tak sarapan waktu harus coba lapangan karena tak sempat beli," jelas Anton.
Hal yang sama juga dikeluhkan pelatih putra Riau, Edi Isnanto. Kata dia, pengelolaan konsumsi oleh panitia tidak jelas.
Baca Juga:
Kena Jewer Gusbu Edy, Pelatih Biliar: Baru Kali Ini Ada Pemimpin Marah Gara-gara Orang Tak Tepuk Tangan
"Kami tak tahu apakah untuk makan malam ini akan disediakan panitia atau tidak," jelas Edi. Dua pemain senior Riau, Suripto dan Florensia Cristy juga mengeluh soal makanan ini. Menurut Suripto, karena sepaktakraw masuk olahraga yang keras, dirinya dan para pemain membutuhkan energi yang juga harus seimbang.
"Mestinya kalau memang tak diantar konsumsinya, dikasih tahu biar secepatnya tim membeli dan para pemain tidak kelaparan karena kelewat jauh jam makannya," jelas kapten tim putra ini.
"Saya sampai ketiduran nunggu makan malam," sambung pemain putri, Florensia. Meski ada masalah dengan konsumsi, baik Suhartoni, Anton, maupun Edi Isnanto menjelaskan bahwa kondisi para pemain tetap baik-baik saja. Secara teknis, para pemain stabil meski harus melakukan perjalanan yang sangat lama.