WahanaNews.co, Jakarta - Keberadaan minyak kelapa sawit berkelanjutan menjadi landasan utama bagi aktivitas ekonomi masyarakat di sekitar perkebunan kelapa sawit.
Manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh pelaku industri kelapa sawit, seperti perusahaan perkebunan dan petani kelapa sawit, melainkan juga oleh masyarakat di desa-desa dan perkotaan yang terdekat, yang mendapatkan dampak positif terhadap perekonomiannya.
Baca Juga:
Harga CPO Naik Signifikan, Dorong Pertumbuhan Ekspor Indonesia
Kegiatan perkebunan kelapa sawit, yang seringkali berlokasi di daerah terpencil, berperan aktif dalam memberikan kontribusi yang nyata terhadap aktivitas ekonomi di lingkungannya.
Hal ini disebabkan oleh keberadaan perkebunan kelapa sawit yang tersebar luas di daerah terpencil, yang memiliki keunggulan dalam membangun perekonomian masyarakat setempat.
Inisiatif seperti yang didorong oleh organisasi nirlaba Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) bertujuan untuk mendukung kerja sama bersama pemerintah di negara-negara produsen minyak kelapa sawit.
Baca Juga:
Kejagung Geledah Kantor KLHK Terkait Dugaan Korupsi Kelapa Sawit Senilai Ratusan Miliar
Upaya ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit swadaya, tetapi juga diharapkan dapat memacu kerjasama dan inisiatif baru untuk menangani berbagai masalah dan konflik yang terjadi dalam rantai pasok minyak kelapa sawit berkelanjutan.
Menurut Chief Executive Officer (CEO) Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), Joseph D’Cruz yang akrab disebut JD, keberadaan minyak sawit berkelanjutan harus berdampak langsung terhadap sosial dan lingkungan sekitar perkebunan kelapa sawit.
Menurut JD, geliat bisnis sawit mampu menghasilkan minyak sawit berkelanjutan berbasis prinsip dan kriteria yang berlaku universal.
berkelanjutan sebagai tanggung jawab para anggota RSPO, juga membutuhkan dukungan dari aparatur negara
produsennya.
Selain itu, keberadaan minyak sawit berkelanjutan, juga butuh Tanggung jawab semua pihak dan
mendengarkan masukan dari berbagai pihak.
“Dengan mendengar masukan dari banyak pihak, maka RSPO mendapatkan peluang dan tantangan bagi pengembangan minyak sawit berkelanjutan,” kata JD Cruz, mengutip InfoSAWIT, Selasa (21/11/2023).
Dengan memperhatikan masukan dari berbagai pihak, para pemangku kepentingan yang tergabung dalam RSPO dapat bersama-sama berkontribusi.
“RSPO juga mencari solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pengembangan minyak kelapa sawit berkelanjutan,” ungkap JD.
Pengembangan minyak kelapa sawit berkelanjutan melalui pendekatan yuridis dianggap sebagai solusi kolektif untuk mengatasi kendala-kendala yang selama ini menjadi hambatan.
Keterlibatan pemerintah dalam menangani berbagai permasalahan menjadi fokus dalam pendekatan yuridis ini.
Pendekatan yuridis dapat diimplementasikan dengan melibatkan Pemerintah Daerah (Pemda) dalam upaya mengembangkan sertifikasi berkelanjutan.
Dalam konteks ini, petani kelapa sawit swadaya yang tersebar di suatu wilayah dapat bekerja sama untuk memperoleh sertifikasi berkelanjutan dari RSPO.
[Redaktur: Elsya TA]