RIAU.WAHANANEWS.co, Rokan Hilir — Jembatan Sintong di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, yang dibangun dengan anggaran lebih dari Rp51 miliar dari dana publik, belum sempat diresmikan, tetapi sudah menunjukkan tanda-tanda kegagalan konstruksi. Infrastruktur yang seharusnya menjadi jalur utama menuju Kota Duri itu kini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa permukaan aspal jembatan tampak bergelombang, dengan sejumlah titik mengalami keretakan serta kerenggangan antarsambungan yang mencapai 10 sentimeter. Kondisi ini dinilai membahayakan keselamatan pengguna jalan. Dugaan sementara, penurunan permukaan disebabkan oleh struktur tiang pilar yang tidak mampu menopang beban secara optimal.
Baca Juga:
Manuver Gagal, Kapal AL Meksiko Hantam Jembatan Brooklyn dan Telan Korban Jiwa
Lebih mengkhawatirkan lagi, hasil pemeriksaan terhadap proyek ini mengungkap adanya kekurangan volume pekerjaan dan ketidaksesuaian spesifikasi teknis senilai Rp611,9 juta. Artinya, lebih dari setengah miliar rupiah uang rakyat tidak tampak wujud fisiknya di lapangan.
Pembangunan jembatan ini dikerjakan oleh PT AR berdasarkan kontrak tertanggal 3 Mei 2023 dengan nilai awal sebesar Rp51,56 miliar. Setelah dua kali adendum—termasuk penghapusan item pengujian pembebanan yang belum dilaksanakan—nilai akhir kontrak tercatat menjadi Rp51,43 miliar. Ironisnya, justru ditemukan sejumlah kekurangan dalam volume dan kualitas pekerjaan.
Warga mulai menunjukkan kekecewaan. Salah seorang warga Sintong, YK, menyampaikan keluhannya.
Baca Juga:
Pengusaha Kayu di Sidulang Diduga Merusak Jembatan dan Membiarkan Ranting Pohon Menyumbat Aliran Sungai
“Keretakan ini bukan persoalan sepele. Ini akibat tiang penyangga jembatan yang tidak kuat. Sambungan aspal jadi renggang dan bergelombang. Padahal ini satu-satunya akses ke Duri. Kalau ambruk, bisa memakan korban jiwa,” ujarnya dengan nada tinggi.
Ia juga mendesak Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Rokan Hilir untuk segera bertindak.
“Jangan tunggu ada nyawa melayang baru sibuk turun tangan,” katanya.
Hingga laporan ini diturunkan, Kepala Dinas PUTR Rokan Hilir, Asnar, belum memberikan keterangan resmi terkait kondisi jembatan tersebut.
Proyek yang memiliki pagu anggaran sebesar Rp54 miliar dari APBD Rokan Hilir tahun 2023 ini dilelang melalui LPSE dengan kode lelang 9088484. Kini, proyek tersebut menjadi sorotan tajam publik karena dinilai bermasalah sejak awal.
Masyarakat berharap ada penjelasan dan tindakan tegas dari pihak terkait. Apakah ini murni kelalaian teknis atau justru mengindikasikan adanya praktik menyimpang, publik menunggu jawaban.
Redaktur: Sah Siandi Lubis