RIAU.WAHANANEWS.CO.Rokan Hilir — Kondisi jalan di Kelurahan Teluk Merbau, Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir, kian hari semakin memprihatinkan. Jalan utama yang menjadi akses vital warga kini rusak parah dan sulit dilalui, terutama saat hujan. Lumpur yang menggenang, lubang besar di berbagai titik, serta badan jalan yang amblas membuat aktivitas masyarakat lumpuh.
Warga menilai kerusakan semakin cepat terjadi karena lalu lintas truk pengangkut sawit dengan muatan yang diduga melebihi kapasitas (over tonase). Dalam satu hari, diperkirakan lebih dari 100 truk melintas di jalur tersebut, tanpa pengawasan yang memadai dari pihak berwenang.
Baca Juga:
Peringati Hari Kesehatan Nasional, Puskesmas Tanah Putih I Gelar Cek Kesehatan Gratis dan Sunat Massal
“Aktivitas masyarakat sangat terganggu. Anak sekolah pun kesulitan melalui jalan ini. Jalan sudah rusak parah, tapi sampai sekarang belum ada perbaikan dari pemerintah maupun perusahaan,” keluh salah satu tokoh masyarakat setempat, Senin (17/113025).
Masyarakat menilai bahwa kelalaian pengawasan terhadap kendaraan berat di wilayah tersebut menjadi salah satu faktor utama kerusakan. Jalan yang sejatinya hanya dirancang untuk kendaraan ringan tidak mampu menahan beban truk angkut sawit yang melebihi kapasitas produksi.
Warga menilai lambannya respons pemerintah daerah, khususnya Kecamatan dan Kelurahan, dalam menangani masalah ini. Padahal kerusakan jalan sudah terjadi cukup lama dan sangat berdampak pada kehidupan masyarakat.
Baca Juga:
Wakil Bupati Rokan Hilir Jhoni Charles Hadiri Perayaan HUT Partai NasDem di Lenggadai Hilir
Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir didesak untuk turun langsung melihat kondisi lapangan dan mengambil tindakan tegas terkait kendaraan bermuatan berat yang melintas. Pengawasan terhadap truk sawit dinilai lemah, bahkan nyaris tidak ada.
Sementara itu, pihak kelurahan juga menjadi sorotan. Warga menilai lurah sebagai pejabat yang paling dekat dengan masyarakat seharusnya lebih proaktif menyampaikan kondisi darurat ini kepada pemerintah di tingkat atas.
Kritik yang disampaikan warga bukan tanpa dasar. Mereka menilai bahwa kelurahan seolah hanya melakukan pendekatan administratif tanpa upaya konkret untuk mengadvokasi kebutuhan mendesak masyarakat.
“Kami tidak meminta hal muluk-muluk. Kami hanya ingin akses kami layak. Lurah seharusnya menjadi pihak pertama yang berdiri di depan memperjuangkan ini. Jangan menunggu keadaan lebih parah atau ada korban baru bergerak,” ujar warga lainnya menegaskan.
Kerusakan jalan bukan sekadar persoalan infrastruktur, melainkan berdampak pada perekonomian, pendidikan, hingga keselamatan warga. Banyak warga yang takut terjadi kecelakaan fatal, terutama bagi anak sekolah yang melintas setiap hari.
“Jangan hanya mencari keuntungan semata sementara masyarakat menjadi korban. Kami mohon perhatian serius Bupati dan Wakil Bupati. Jalan ini tidak cocok untuk truk bermuatan berat. Tolong ditertibkan",pungkas warga.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak pemerintah maupun perusahaan terkait kondisi tersebut.
[Redaktur: Adi Riswanto]