WahanaNews-Riau | PT Indonesia Comnets Plus (ICON+) yang merupakan Entitas Anak PT PLN (Persero) kini menjelma menjadi perhatian masyarakat terutama di daerah-daerah pelosok negeri.
ICON+ yang memiliki produk Iconnet kini tengah mengembangkan jaringan telekomunikasi di sejumlah daerah di tanah air. Di daerah Pulau Jawa telah lebih dulu menikmati ketangguhan jaringan internet dari Iconnet ini.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Siap Hadirkan Internet Cepat
Kini ICON+ juga tengah merambah ke daerah-daerah di Pulau Sumatra. Upaya ini juga menjadi bagian dari sala satu misi dari ICON+ yaitu memberi kontribusi terhadap perkembangan telekomunikasi nasional.
Apakah ICON+ mampu hadir sebagai perusahaan yang mengatasi solusi blank spot di Sumatra? Kepada Bisnis Indonesia, General Manager ICON+ Sumbagteng, Handy Sanjaya, menegaskan bahwa Iconnet adalah solusi soal kebutuhan jaringan telekomunikasi di daerah blank spot tersebut.
"Kita memang menargetkan Iconnet ini bisa menjadi perusahaan yang membantu pemerintah dalam hal pengentasan kawasan blank spot. Karena Iconnet berbeda dengan penyedia jaringan telekomunikasi lainnya," kata Handy, Minggu (18/9/2022).
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan Layanan Internet Cepat
Dia menyatakan ICON+ menyadari betul kalau kawasan perkotaan dan perkantoran sudah lebih dulu berlangganan dengan perusahaan lainnya. Tapi persentase masyarakat secara umum yang belum bisa mengakses jaringan telekomunikasi masih besar.
Peluang itu dianggap perlu diisi oleh Iconnet, karena Iconnet memiliki keunggulan dari perusahaan penyediaan jaringan telekomunikasi lainnya.
"Kita menggunakan tower dan tiang PLN untuk mengaliri jaringan telekomunikasi, dan menggunakan fiber optik yang saat ini sudah melayani trafo milik PLN yang tersebar disejumlah titik," ujarnya.
Berbeda dengan kabel yang terdiri banyak tembaga, maka hal itu dapat dipastikan rentan terjadi gangguan atau hambatan jaringan, sehingga bisa mengganggu pelanggan dalam memanfaatkan jaringan telekomunikasi.
"Dari infrastruktur yang kami punya ini, kami percaya Iconnet akan menjadi bagian masyarakat dalam kebutuhan jaringan telekomunikasi," sebut dia.
Begitu pun untuk wilayah Sumbagteng, Sumbar adalah daerah yang paling potensial untuk dikembangkan Iconnet. Karena jaringan telekomunikasi seperti internet masih terpusat di kawasan perkotaan.
Sementara untuk daerah pinggiran, terbilang masih sangat minim. Peluang itu yang dimanfaatkan oleh Iconnet, dan ditargetkan bisa hadir ke daerah-daerah pelosok desa.
"Strategi kita untuk masuk ke desa-desa itu, telah ada kerjasama dengan Pemerintah Nagari/Desa sebagai penyedia jaringan telekomunikasi. Hal itu telah dibuktikan berjalan dengan baik di Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Pesisir Selatan," ujarnya.
Selain masuk ke perkantoran desa, Iconnet juga telah menjadi bagian dari sejumlah sekolah-sekolah di daerah yang terbilang sulit dijangkau jaringan telekomunikasi. Dengan adanya keunggulan Iconnet ini, persoalan yang dianggap sulit dijangkau jaringan internet, telah terjawab sudah.
"Iconnet adalah solusi untuk daerah blank spot," tegasnya.
"Jadi kita mainnya itu di pinggir-pinggir saja dulu," sambung dia.
Handy menyebutkan dengan hadirnya Iconnet di daerah pelosok, soal harga tentu sangat mudah dijangkau alias tidak mahal, layaknya kompetitor. Seperti untuk 10 Mbps biaya per bulan Rp145.000, harga ini sangat terjangkau, terutama untuk masyarakat yang ada di pedesaan.
"Kapasitas itu, sudah cukup keperluan keluarga, terutama anak-anak yang ingin belajar atau mencari referensi bahan sekolah," ujarnya.
Selain di Sumbar yang dinilai potensial untuk dikembangkan jaringan Iconnet, Handy menyampaikan juga tengah menjangkau Provinsi Riau.
"60 persen target tahun ini untuk Sumbagteng kita tujukan ke Riau di tahun 2022 ini, karena masih belum banyak jaringan telekomunikasi yang masuk ke daerah itu," ucap dia.
Dikatakannya dengan menghadirkan jaringan yang minim gangguan serta harga yang terjangkau, diharapkan secara bertahap dari tahun ke tahun, area blank spot dapat di entaskan.[gab]