RIAU.WAHANANEWS.CO, Rokan Hilir — Kegiatan revitalisasi di SMP Negeri 03 Rimba Melintang yang berlokasi di Jalan Lintas Bagan Siapi-api, Teluk Pulau Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, dikhawatirkan tidak selesai tepat waktu. Selain keterlambatan, mutu pekerjaan juga mulai dipertanyakan.
Pekerjaan revitalisasi tersebut menelan anggaran sebesar Rp1.741.628.000 yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2025. Namun, hingga lima hari menjelang batas waktu serah terima, Kamis (25/12/2025), salah satu bangunan masih berada pada tahap pengecoran tiang.
Baca Juga:
Ratusan Petani Padi Oplah di Kubu-Kuba Diduga Tak Terima Bantuan, LSM Desak Aparat Turun Tangan
Saat ditemui di lokasi, seseorang yang mengaku sebagai pembantu konsultan pengawas menjelaskan bahwa keterlambatan pekerjaan disebabkan oleh banyaknya perubahan dari perencanaan awal.
"Posisi saya di sini hanya membantu teman untuk pengawasan, kebetulan saya berdomisili dekat sini. Untuk jobdesk utama, saya konsultan pengawas revitalisasi di SMA. Penyebab lambatnya progres rehab ini karena banyak perubahan dari rencana awal. Kepala sekolah meminta perubahan posisi bangunan, otomatis gambar harus diubah lagi,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa kegiatan revitalisasi tersebut mendapatkan pengamanan dari pihak kejaksaan.
Baca Juga:
Pisah Sambut Kapolsek Kubu Berlangsung Khidmat, Penuh Kehangatan dan Nuansa Kekeluargaan
"Pengamanan kegiatan langsung dari kejaksaan. Program revitalisasi ini secara nasional dipimpin oleh jaksa ahli muda. Setahu saya, komunikasi antara pihak sekolah dan kejaksaan dilakukan melalui rapat yang membahas masalah waktu dan pajak,” tambahnya.
Penjelasan serupa disampaikan oleh salah satu anggota Tim Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP) yang menjabat sebagai sekretaris sekaligus bagian logistik. Ia menyatakan pihaknya akan berupaya menyelesaikan pekerjaan tepat waktu meski waktu tersisa sangat terbatas.
"Ketua tim P2SP dari pihak sekolah, sementara kepala sekolah selaku penanggung jawab. Kami berupaya agar kegiatan ini selesai tepat waktu. Walaupun sisa waktu tinggal lima hari, kami akan bekerja lembur siang dan malam,” tegasnya.
Untuk memverifikasi klaim adanya banyak perubahan yang diminta pihak sekolah, awak media berupaya menghubungi Kepala SMPN 03 Rimba Melintang, Rini Auliani, serta Retno yang dalam hal ini selaku pengawas dan pembimbing kegiatan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Rokan Hilir. Namun hingga berita ini diterbitkan, keduanya belum memberikan tanggapan, baik melalui sambungan telepon maupun konfirmasi tertulis via WhatsApp.
Sikap bungkam sejumlah pihak terkait memantik perhatian seorang tenaga pendidik senior sekaligus pemerhati dunia pendidikan. Ia menilai keterbukaan informasi sangat penting, terlebih kegiatan revitalisasi tahun ini merupakan proyek percontohan dengan sistem swakelola.
“Revitalisasi ini pilot project dan dikerjakan secara swakelola. Kita paham, dalam swakelola sering ada upaya mencari keuntungan sebesar-besarnya. Tapi jika pekerjaan tidak sesuai rencana dan tidak selesai tepat waktu, konsekuensinya sangat berat, yakni pengembalian dana hingga 70 persen,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran media sebagai fungsi kontrol sosial.
“Pihak terkait seharusnya lebih terbuka dan menghargai kehadiran media. Media menjalankan fungsi kontrol dan tidak digaji seperti kita. Berikan informasi yang benar agar publik mendapatkan gambaran yang nyata dan berimbang,” pungkasnya.
Hingga kini, awak media masih membuka ruang konfirmasi bagi pihak-pihak terkait guna melengkapi pemberitaan sesuai prinsip keberimbangan.
[Redaktur: Adi Riswanto]