Lebih lanjut, Gus Fahrur mengatakan pengurus PBNU yang ingin muktamar diundur pada Januari 2022 tak bisa memberi jaminan kasus Covid-19 landai pada awal tahun. Menurutnya, semua pihak perlu mempertimbangkan potensi lonjakan kasus Covid-19 usai libur Natal dan Tahun Baru.
"Apakah kalau mundur Januari 2022 mereka bisa menjamin tidak mundur lagi sampai Maret, karena ada kasus naik, karena ada liburan dan potensi gelombang ketiga? Ini menjebak untuk mundur terus," ujarnya.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Ia pun meminta Said legawa untuk tak kembali mengulur-ulur agenda mukatamar. Menurutnya, Said telah menjabat sebagai ketua umum PBNU selama dua periode, ditambah setahun karena pandemi Covid-19.
"Kiai Said itu sudah 10 tahun tambah setahun. 11 Tahun itu waktu yang sangat panjang dan sudah cukup mestinya. Ayolah kita ini ormas agama, kita ajarkan kesantunan," katanya.
Sebelumnya, Ketua PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyatakan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, telah menerbitkan surat perintah agar jadwal muktamar NU ke-34 diselenggarakan 17 Desember 2021.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Perintah itu diambil setelah terjadi kebuntuan pada rapat yang dihadiri Rais Aam, Katib Aam, Ketum PBNU, Sekjen dan Ketua Panitia Muktamar NU. Rapat itu tak menghasilkan keputusan apapun lantaran ketum, sekjen dan ketua panitia mangkir dari rapat kedua 25 November 2021. [afs]