WahanaNews-RIau | Wakil Ketua PWNU Jawa Timur (Jatim) Ahmad Fahrur Rozi mengungkapkan ada pihak yang berupaya mengintervensi panitia agar menunda-nunda waktu pelaksanaan Muktamar NU ke-34.
Gus Fahrur menyebut intervensi ini terlihat dari sikap pengurus pusat dan panitia yang tak menghadiri rapat dengan Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar kemarin.
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
"Ada yang mengintervensi panitia, ada pihak yang sedang berusaha untuk mengulur waktu dengan alasan yang tidak jelas," kata Gus Fahrur, Jumat (26/11).
Gus Fahrur menyayangkan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faisal Zaini dan Ketua Panitia Muktamar NU Imam Azis yang tak menghadiri rapat dengan Miftchul hingga akhirnya deadlock. Ia menyebut ketiga orang tersebut tak bersikap kesatria. Padahal, mereka bisa hadir secara daring.
"Ketum mintanya mundur, Rais Aam mintanya maju," ujarnya.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Gus Fahrur mengaku patuh dengan keputusan Miftachul yang memerintahkan agar pelaksanaan dimajukan pada 17 Desember 2021. Menurutnya, pelaksanaan muktamar seharusnya bisa dilakukan lebih cepat.
Menurut Gus Fahrur, tak ada jalan lain selain memajukan pelaksanaan Muktamar NU ke-34 pada 17 Desember 2021. Ia pun meminta panitia muktamar untuk mematuhi instruksi tersebut.
"Karena kewenangan tertinggi itu di Rais Aam," katanya.
Lebih lanjut, Gus Fahrur mengatakan pengurus PBNU yang ingin muktamar diundur pada Januari 2022 tak bisa memberi jaminan kasus Covid-19 landai pada awal tahun. Menurutnya, semua pihak perlu mempertimbangkan potensi lonjakan kasus Covid-19 usai libur Natal dan Tahun Baru.
"Apakah kalau mundur Januari 2022 mereka bisa menjamin tidak mundur lagi sampai Maret, karena ada kasus naik, karena ada liburan dan potensi gelombang ketiga? Ini menjebak untuk mundur terus," ujarnya.
Ia pun meminta Said legawa untuk tak kembali mengulur-ulur agenda mukatamar. Menurutnya, Said telah menjabat sebagai ketua umum PBNU selama dua periode, ditambah setahun karena pandemi Covid-19.
"Kiai Said itu sudah 10 tahun tambah setahun. 11 Tahun itu waktu yang sangat panjang dan sudah cukup mestinya. Ayolah kita ini ormas agama, kita ajarkan kesantunan," katanya.
Sebelumnya, Ketua PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyatakan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, telah menerbitkan surat perintah agar jadwal muktamar NU ke-34 diselenggarakan 17 Desember 2021.
Perintah itu diambil setelah terjadi kebuntuan pada rapat yang dihadiri Rais Aam, Katib Aam, Ketum PBNU, Sekjen dan Ketua Panitia Muktamar NU. Rapat itu tak menghasilkan keputusan apapun lantaran ketum, sekjen dan ketua panitia mangkir dari rapat kedua 25 November 2021. [afs]