Riau.WahanaNews.co - Dalam menghadapi maraknya berita dari beberapa media online mengenai isu-isu terkait program Ketapang berupa lembu tahun 2022-2023, Damelia Ritonga selaku kepala Desa yang meneruskan program Ketepang di masa Pjs penghulu Herman.
Pada kesempatan itu, pihaknya turut mengundang pendamping desa, Babinsa, Babinkamtibmas, perangkat desa, serta tokoh masyarakat untuk turun ke lokasi dimana lembu tersebut ditempatkan.
Baca Juga:
Per Hari Ini, Kebutuhan Daging Sapi di Sumsel Capai 70 Ton
"Penghulu Bhayang Kara Jaya, saat dikonfirmasi pada Selasa (14/05/2024) mengenai isu tersebut, mengatakan, beliau sangat menyayangkan berita-berita yang ditayangkan dari beberapa media tersebut. Pasalnya, mereka tidak langsung datang ke kantor untuk konfirmasi kepada saya mengenai keberadaan lembu tersebut. Mereka hanya mengandalkan narasumber yang tidak bertanggung jawab dalam memberikan informasi," terang Damelia Ritonga, dikutip Sabtu (18/5/2024).
"Untuk menyikapi berita-berita tersebut, Penghulu mengadakan rapat bersama seluruh perangkat desa serta pendamping desa di kantornya. Dari hasil musyawarah, diputuskan bahwa lembu tersebut akan dijual seluruhnya. Alasannya, warga desa tersebut tidak ada yang sanggup untuk mengangonnya karena harus mencari rumput di tempat lain setiap harinya. Sebab, di seputaran desa tersebut sudah langka untuk mencari rumput. Dan jika desa memberi upah kepada pengangon, desa tidak mampu karena tidak ada anggarannya," ucap penghulu.
"Selanjutnya, dari hasil penjualan sejumlah lembu tersebut akan dimasukkan ke PADes (Pendapatan Asli Desa) dan selanjutnya akan dibentuk musyawarah kembali untuk pengelolaan dana tersebut," tutupnya.
Baca Juga:
Jelang Lebaran, Dinas Ketahanan Pangan Sulsel Jamin Ketersediaan Pangan Aman
[Redaktur: Mega Puspita]