Riau.WahanaNews.co - Masyarakat Dusun Botrem Pekan, RT 10/RW 04, Kepenghuluan Bagan Sinembah Barat, Kecamatan Basira, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, merasa kecewa dengan keputusan penghulu terkait pembangunan lapangan futsal yang diambil tanpa melibatkan musyawarah.
Penghulu Bagan Sinembah Barat, Suratman, diduga telah membuat kebijakan sepihak dalam pembangunan lapangan futsal tersebut. Proyek ini mendapat sorotan karena tidak ada musyawarah atau persetujuan dengan masyarakat yang selama ini merawat lapangan tersebut, yang sering digunakan untuk latihan sepak bola oleh anak-anak.
Baca Juga:
Penghulu Balai Jaya Sambangi Warga Kurang Mampu dan Berikan Tali Asih
Sebuah pertemuan diadakan oleh Penghulu Suratman dengan masyarakat di lapangan bola pada hari Jumat (29/09/2023) untuk membahas pembangunan lapangan futsal. Namun, puluhan warga yang hadir menyatakan keberatannya terhadap pembangunan tersebut. Mereka menyatakan bahwa seharusnya penghulu berkoordinasi terlebih dahulu atau mengundang warga yang mengetahui sejarah lapangan tersebut sebelum mengubahnya menjadi lapangan futsal.
Penghulu Suratman menjawab pertanyaan warga dengan mengatakan bahwa sebelumnya telah ada koordinasi dengan sesepuh dan pemilik tanah yang akan digunakan untuk pembangunan lapangan futsal ini. Pembangunan lapangan futsal di lapangan sepak bola tersebut diambil keputusan untuk mengatasi keluhan warga terkait kerusakan rumah akibat aktivitas latihan sepak bola.
Meskipun terdapat penjelasan dari penghulu, puluhan warga yang hadir tetap bersikeras agar pembangunan lapangan futsal ini dibongkar tanpa adanya jaminan penggantian. Mereka mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap keputusan yang diambil sepihak.
Baca Juga:
Kemenag Buka Lowongan Kerja untuk 3.641 Orang Penghulu, Cek Informasinya di Sini!
Camat Bagan Sinembah Raya Bajuri, saat dihubungi melalui telepon selulernya, menyatakan bahwa pihak kecamatan tidak menerima pemberitahuan resmi terkait pembangunan lapangan futsal ini, baik secara lisan maupun tertulis. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa tanggung jawab untuk mengatasi masalah ini sepenuhnya ada pada penghulu.
[Redaktur: Mega Puspita]