Riau.WahanaNews.co - Golongan darah merupakan sistem penggolongan dalam menentukan kesesuaian darah seseorang dengan orang lain untuk tujuan medis, seperti transfusi darah. Terdapat empat golongan darah utama, yakni A, B, AB, dan O.
Golongan darah ditentukan berdasarkan keberadaan antigen A atau B pada sel darah merah dan protein dalam darah yang disebut faktor rhesus (Rh). Golongan darah seseorang dinyatakan sebagai positif (+) jika memiliki faktor Rh ini, atau negatif (-) jika tidak.
Baca Juga:
Tes Kepribadian Golongan Darah: Mengungkap EQ, IQ, dan Karir Anda
Pengelompokkan ini membentuk delapan golongan darah yang umum, yakni A positif (A+), A negatif (A-), B positif (B+), B negatif (B-), AB positif (AB+), AB negatif (AB-), O positif (O+), O negatif (O-). Namun, tidak semua jenis golongan darah tersebut umum dijumpai, lho.
Distribusi golongan darah bervariasi di seluruh populasi dan wilayah geografis dunia. Di Indonesia sendiri, golongan darah AB merupakan golongan darah yang langka. Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, dari total 274 juta penduduk, hanya ada sekitar 3 juta orang dengan golongan darah AB.
Sedangkan di Amerika Serikat, AB- merupakan golongan darah terlangka. Menurut data dari Stanford School of Medicine Blood Center, hanya 0,6 persen orang di AS yang memiliki golongan darah ini. Golongan darah AB memang lebih jarang ditemui dibandingkan golongan darah lainnya.
Baca Juga:
Golongan Darah O Paling Banyak di Indonesia
Namun, golongan darah terlangka adalah Rh-null. Tidak seperti golongan darah lainnya, orang dengan darah Rh-null tidak memiliki antigen Rh pada sel darah merahnya.
Golongan darah ini sangat langka sehingga sering kali disebut 'golden blood' atau darah emas. Pasalnya, dikutip dari Medical News Today, para peneliti memperkirakan bahwa hanya 1 dari 6 juta yang memiliki darah Rh-null.
Rh-null merupakan golongan darah terlangka dengan kurang dari 50 orang yang memiliki golongan darah ini. Orang dengan Rh-null sulit mendapat donor darah dan harus bergantung dengan sejumlah kecil kelompok pendonor Rh-null di seluruh dunia.
Dikutip dari MedicineNet, Minggu (22/10/2023), hanya ada sembilan pendonor aktif untuk golongan darah ini. Golongan darah ini pertama kali diidentifikasi pada seorang wanita Aborigin di Australia.
Memiliki golongan darah langka membuat seseorang lebih sulit menerima transfusi darah. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko komplikasi kesehatan tertentu, terutama setelah transplantasi organ dan selama kehamilan.
Golongan darah emas sendiri tampaknya merupakan hasil mutasi genetik (perubahan spontan pada gen). Hal ini umumnya terlihat pada mutasi pada gen RHAG, yang mengkode glikoprotein terkait Rh. Protein ini diperlukan untuk mengarahkan antigen Rh ke membran RBC.
Mutasi RHAG sering dikaitkan dengan penyakit yang disebut stomatositosis herediter. Orang-orang ini dapat mengalami anemia hemolitik jangka panjang, ringan, dan peningkatan kerusakan RBC. Fenotipe Rh-null juga dapat dilihat pada kasus anemia tertentu yang mungkin diderita seseorang sejak lahir.
Kondisi berikut ini dapat membuat seseorang berisiko lebih tinggi memiliki golongan darah emas:
- Pernikahan sepupu (pernikahan antara sepupu, saudara laki-laki dan perempuan, atau siapa pun yang merupakan kerabat dekat atau jauh)
- Gen autosomal (gen abnormal, yang memiliki sifat penyakit, diturunkan melalui keluarga)
- Perubahan atau penghapusan total gen tertentu, yaitu RHD dan RHCE atau RHAG
[Redaktur: Mega Puspita]