WahanaNews-Riau I Sejumlah pangkalan gas resmi di Kelurahan Ratu Sima Kota Dumai mengalami kekosongan gas elipiji 3 kilogram.
Dinas Perdagangan sebut kebutuhan meningkat sejak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diturunkan ke level II.
Baca Juga:
Wamendag Roro: Prioritaskan Perdagangan Hijau, Ramah Lingkungan, serta Berkelanjutan
Warga Dumai Tuti menyebut kelangkaan elpiji tabung 3 kilogram ini terjadi hampir sepekan ke belakang. Untuk memperoleh gas bersubsidi ini, terpaksa harus keliling dan membeli di atas harga eceran tertinggi ke pedagang
"Beberapa pangkalan gas kosong, dan ada pedagang yang jual di atas harga eceran tertinggi. Kalau tak ada gas ini susah kita untuk memasak," kata Tuti, Senin.
Dia sejak pagi dan sejumlah warga dengan sepedamotor membawa tabung gas melon kosong berkeliling ke beberapa pangkalan, namun stok kosong atau habis.
Baca Juga:
Buntut Pertamax Bermasalah, YLKI Desak Keadilan Bagi Konsumen yang Dirugikan
Pelaksana tugas Kepala Dinas Perdagangan Dumai Muhammad Syafei menyebut kehabisan stok elpiji bersubsidi ini karena warga mulai berjualan sejak level PPKM jadi II. Artinya, saat PPKM level IV kegiatan dagang UKM dibatasi.
Saat ini petugas dinas perdagangan sudah turun ke lapangan dan pangkalan di Kelurahan Ratu Sima untuk mengecek langsung kelangkaan elpiji itu.
"Informasi dari Pertamina, kekosongan stok elpiji karena kegiatan ekonomi warga mulai bergerak lagi sejak PPKM diturunkan ke level dua. Kalau persoalan kuota kita masih normal, tidak ada penambahan dan kekurangan," kata Syafei.
Dari keterangan Pertamina, lanjut Syafei, bahwa pasokan elpiji akan segera didistribusikan ke pangkalan agar kebutuhan masyarakat terhadap gasmelon ini terpenuhi dan tidak lagi kosong. (tum)