Riau.WahanaNews.co - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange ditutup melesat 1,71% pada perdagangan Jumat (13/10/2023) yang berada di posisi MYR 3.680 per ton.
Dalam sepekan, minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) sudah melonjak 3,31%. Namun, dalam secara tahunan harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) masih terkoreksi 12%.
Baca Juga:
GAPKI Desak Pembentukan Badan Sawit Nasional di Bawah Pemerintahan Prabowo
Harga minyak kelapa sawit masih dibebani melemahnya harga minyak kedelai berjangka dan ketersediaan pasokan minyak bunga matahari dengan harga yang sangat kompetitif.
Menurut Asia Tenggara, meskipun ketersediaan dalam negeri melimpah, penurunan tajam harga minyak nabati dalam negeri telah mendorong permintaan, sebagaimana tercermin pada data bulan Agustus dan September.
Dalam kasus minyak lunak, Asia Tenggara mengatakan pengiriman minyak bunga matahari dan minyak kedelai meningkat tajam dalam enam bulan terakhir. Impor keseluruhan selama sebelas bulan pertama tahun ini mencapai 63,87 lakh ton, dibandingkan dengan 56,35 lakh ton pada periode tahun sebelumnya, menurut SEA.
Baca Juga:
Harga CPO Naik Signifikan, Dorong Pertumbuhan Ekspor Indonesia
Pada tanggal 1 September, terdapat stok minyak nabati sebesar 37,35 lakh ton di berbagai pelabuhan dan jaringan pipa.
Selain itu, impor minyak sawit India melonjak 29,21% menjadi 90,80 lakh ton sejak November 2022 hingga September 2023, dengan pengiriman RBD Palmolien meningkat pesat, sehingga menimbulkan ancaman serius bagi perusahaan penyulingan dan industri dalam negeri, menurut laporan Solvent Extractors Association of India (SEA) pada hari Jumat.
India, pembeli minyak nabati terbesar di dunia, mengimpor 70,28 lakh ton produk minyak sawit pada periode yang sama pada tahun minyak sebelumnya.
Sementara itu, total impor minyak nabati negara tersebut meningkat 20% menjadi 156,73 lakh ton selama periode November 2022 hingga September 2023, dari 130,13 lakh ton pada periode tahun sebelumnya.
Namun pada bulan September, impor minyak nabati negara tersebut mengalami penurunan sebesar 5%, turun menjadi 15,52 lakh ton dari 16,32 lakh ton pada periode yang sama tahun sebelumnya.
"Selama November 2022 dan September 2023, impor produk sawit meningkat tajam karena keseimbangan harga. Pangsa minyak sawit meningkat menjadi 59%," ucap Solvent Extractors Association of India (SEA) yang berbasis di Mumbai dalam sebuah pernyataannya, dikutip Senin (16/10/2023).
Impor minyak sawit mentah mengalami sedikit kemunduran dibandingkan kedelai dan minyak lainnya, yaitu sebesar 7,05 lakh ton pada bulan September tahun ini, turun dari 8,24 lakh ton pada bulan sebelumnya.
Keranjang minyak sawit mencakup RBD Palmolein, Minyak Sawit Mentah (CPO), Olein Mentah, dan Minyak Inti Sawit Mentah (CPKO).
[Redaktur: Mega Puspita]