WahanaNews-Riau I Terbantu akibat hujan lebat, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah titik api dan titik panas di Kota Dumai berhasil padam.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Dumai, Amrizal Anara mengungkapkan, bahwa Kondisi karhutla di Dumai sudah padam
Baca Juga:
Kebakaran Hutan di Samosir Meluas, Hampir 100 Hektar Kawasan Perbukitan Terbakar
Hal itu berkat hujan lebat yang turun beberapa hari belakangan. Kini titik api maupun titik panas menjadi nihil di Dumai.
"Alhamdulillah, titik api di Dumai nihil, karena hujan lebat yang turun semalam dan hari ini, walaupun begitu tim satgas akan tetap melakukan patroli di daerah rawan karhutla," katanya, Rabu (20/10/2021)
Amrizal mengungkapkan, bahwa pihaknya masih terus fokus patroli di kawasan rawan karhutla, agar ketika menemukan titik api bisa segera dipadamkan.
Baca Juga:
Paling Dahsyat Sepanjang Sejarah, Kebakaran Hutan di Texas Tembus 1 Juta Hektar
"Patroli ini merupakan langkah pencegahaan dalam penanganan karhutla di Kota Dumai, karena patroli sangat penting dilakukan sebelum terjadinya karhutla," jelasnya.
Amrizal menerangkan, luasan lahan yang terbakar akibat peristiwa karhutla hingga Selasa (19/10/2021), kurang lebih mencapai 174,24 hektare (Ha).
Dijelaskannya, 174,24 hektare luasan yang terbakar di Kota Dumai, Kecamatan Sungai sembilan yang terluas, yakni mencapai 133,74 hektare.
Amrizal menjelaskan, dari total total 174, 24 hektare lahan yang terbakar, Kecamatan Sungai Sembilan, menyumbang sekitar 133,74 hektare, dan itu berada di Kelurahaan Lubuk Gaung seluas 121,35 hektare dan Batu Tritip 8,38 hektare, serta Bangsal Aceh sebanyak 4 hektare.
Selain Kecamatan Sungai Sembilan, karhutla juga menghanguskan lahan di Kecamatan Medang Kampai sekitar 12,51 hektare dan Kecamatan Bukit Kapur 12,5 hektare.
Kemudian, Kecamatan Dumai Selatan 1 hektare, Dumai Barat 6 hektare, dan Dumai Timur 8,5 hektare.
Amrizal mengatakan, saat ini tim Satgas Karhutla Kota Dumai, juga tetap fokus patroli dan melakukan langkah-langkah antisipasi terjadinya karhutla.
Untuk kendala di lapangan, selain kondisi cuaca panas dan lahan gambut serta angin kencang, menyulitkan tim untuk melakukan pemadaman dan pendinginan.
Ia menyebutkan kondisi lahan gambut memang membuat lahan mudah terbakar, karena sore api sudah berhasil dipadamkan.
Namun saat malam hari, api kembali menjalar sehingga saat pagi luas lahan terbakar semakin luas, ditambah angin kencang.
Selain itu, tambahnya, kepada camat dan lurah se-Kota Dumai beserta seluruh jajarannya agar proaktif menjaga lingkungan.
Segera melaporkan jika ada hotspot/titik api kepada Posko Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan BPBD Kota Dumai agar dilakukan tindakan cepat pencegahan dan pemadaman.
"Penanganan karhutla merupakan tugas kita semua, mulai dari masyarakat hingga kepala daerah, untuk itu Kerjasama yang baik akan meringankan penaganagan Karhutla di Dumai, mari bersama sama bergandengan tangan, " ujar Amrizal. (tum)