WahanaNews-Riau I Dugaan pelecehan oleh oknum dosen terhadap seorang mahasiswi di Universitas Riau (Unri) viral di media sosial. Peristiwa ini mendapat kecaman dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unri.
BEN Unri mengaku sudah menerima aduan dugaan pelecehan seksual di lingkungan kampus dan mengecam tindakan dosen terjadi saat bimbingan skripsi.
Baca Juga:
Mendag Zulkifli Hasan: Manfaatkan Pemasaran Berbasis Teknologi Digital
"Pascapelantikan (pelantikan Ketua BEM periode 2021-2022) hari ini, kawan-kawan menyampaikan ke kita. Terkait pelecehan seksual yang terjadi," terang Ketua BEM Unri, Kaharudin, kepada wartawan, Kamis (4/11/2021).
Kahar kemudian menanyakan soal duduk kasus dugaan pelecehan seksual tersebut. Korban bercerita soal kronologi pelecehan seksual yang dialami.
"Hari ini kami mengecam keras tindakan pelecehan seksual di lingkungan kampus ini. Kita sampaikan ke korban sampaikan saja," katanya.
Baca Juga:
Zulhas Minta Indonesia Jangan Hanya Jadi Pasar dan Tergantung Negara Lain
Atas tindakan itu, BEM Unri mengecam keras tindakan sang dosen. Apalagi dilakukan saat korban melakukan bimbingan skripsi di kampus.
"Kita tidak membenarkan ini karena nilai-nilai adat kita tinggi. Ini pelecehan sudah terhadap kawan-kawan," katanya.
Kahar mendapat laporan korban dicium oleh sang dosen. Dia menyebut tindakan sang dosen telah melanggar norma hukum.
Sebelum memutuskan buka suara, korban mengaku sangat ketakutan dan trauma. Ia kemudian berdiskusi hingga akhirnya memilih buka suara dan menceritakan kronologi ke media sosial Himpunan Mahasiswa.
"Kita lindungi korban, kita akan dampingi korban. Harapannya ini berdiri satuan gugus khusus, rektor harus bersikap dan memberikan sanksi kepada pelaku, usut tuntas," katanya tegas.
Sebelumnya, dugaan pelecehan seksual menimpa mahasiswi di Unri angkatan 2018. Dugaan pelecehan seksual itu viral dan beredar di WhatsApp Group (WAG).
Dari video terlihat seorang mahasiswi duduk sendiri di depan kamera. Wanita itu mengaku sebagai mahasiswi Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Tak hanya itu, wanita dengan wajah diblur itu mengaku mahasiswi angkatan 2018 yang sedang bimbingan skripsi. Mahasiswi itu bercerita usai dilecehkan di lingkungan kampus.
"Kronologinya terjadi pada 27 Oktober lalu, hari Rabu sekitar pukul 12.30 WIB," cerita mahasiswi.
Ia mengaku saat kejadian akan menjalani bimbingan skripsi dengan dosen pembimbing. Dosen tersebut punya jabatan penting di kampus tempatnya kuliah.
Ia mengaku bimbingan skripsi di ruangan sang dosen seorang diri. Tidak ada orang lain saat mulai bimbingan hingga selesai.
"Di ruangan hanya ada kami berdua, tidak ada orang selain kami," katanya.
"Mengawali bimbingan dan menanyakan pertanyaan tentang pekerjaan, kehidupan dan beberapa kali mengatakan kata-kata yang membuat saya tidak nyaman. Seperti 'I Live U' dan membuat saya terkejut," katanya lagi.
Setelah bimbingan berjalan lancar, ia pamit dan menyalami tangan sang dosen. Setelah itu terjadi dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum dosen tersebut.
"Ketika saya ingin salim untuk berpamitan, langsung beliau genggam bahu saya, mendekatkan badan ke diri saya dan menggenggam kepala saya dengan kedua tangannya dan mencium pipi sebelah kiri dan kening," katanya gemetar. (tum)